Label
AKUNTANSI KEPERILAKUAN
(6)
AKUNTANSI KEUANGAN
(13)
AKUNTANSI MANAJEMEN
(9)
Akuntansi Perpajakan
(1)
AKUNTANSI SYARIAH
(1)
AUDITING
(3)
CONTOH LAPORAN
(2)
DAKWAH
(2)
ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
(1)
KESENIAN
(1)
LEMBAGA KEUANGAN BANK & NON BANK
(1)
PASAR MODAL
(2)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(4)
PENDIDIKAN PANCASILA
(1)
PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN
(1)
PEREKONOMIAN INDONESIA
(1)
PROPOSAL USAHA
(2)
TIK
(7)
Rabu, 19 Juni 2013
Memory Fisik Komputer
Memory Fisik Komputer
Memori fisik merupakan media penyimpanan data sementara pada
komputer. Setiap program dan data yang sedang diproses oleh prosesor akan
disimpan di dalam memori fisik. Data yang disimpan dalam memori fisik bersifat
sementara, karena data yang disimpan di dalamnya akan tersimpan selama komputer
tersebut masih dialiri daya ( dengan kata lain, komputer itu masih hidup ).
Ketika komputer itu direset atau dimatikan, data yang disimpan dalam memori
fisik akan hilang. Oleh karena itu, sebelum mematikan komputer, semua data yang
belum disimpan ke dalam media penyimpanan permanen (umumnya bersifat media
penyimpanan permanen berbasis disk, semacam hard disk atau floppy disk),
sehingga data tersebut dapat dibuka kembali pada lain waktu.
Memori fisik umumnya diimplementasikan dalam bentuk Random
Access Memory ( RAM ), yang bersifat dinamis ( DRAM ). Mengapa disebut Random
Access, karena akses terhadap lokasi-lokasi di dalamnya dapat dilakukan secara
acak ( random ), bukan secara berurutan ( sekuensial ). Meskipun demikian, kata
random access dalam RAM ini sering menjadi salah kaprah. Sebagai contoh, memori
yang hanya dapat dibaca ( ROM ), juga dapat diakses secara random, tetapi ia
dibedakan dengan RAM karena ROM dapat menyimpan data tanpa kebutuhan daya dan
tidak dapat ditulis sewaktu-waktu. Selain itu, harddisk yang juga merupakan
salah satu media penyimpanan juga dapat diakses secara random, tapi ia tidak
digolongkan ke dalam Random Access Memory.
RAM
“Random Access Memory“
Memori akses acak ( Random access memory, RAM ) adalah
sebuah tipe penyimpanan komputer yang isinya dapat diakses dalam waktu yang
tetap tidak memperdulikan letak data tersebut dalam memori. Ini berlawanan
dengan alat memori urut, seperti tape magnetik, disk dan drum, di mana gerakan
mekanikal dari media penyimpanan memaksa komputer untuk mengakses data secara
berurutan.
Pertama kali dikenal pada tahun 60′an. Hanya saja saat itu
memori semikonduktor belum populer karena harganya yang sangat mahal. Saat itu
lebih lazim untuk menggunakan memori utama magnetic. Perusahaan semikonduktor
seperti Intel mulai dengan memproduksi RAM , lebih tepatnya jenis DRAM. Biasanya
RAM dapat ditulis dan dibaca, berlawanan dengan memori baca saja ( Read Only
Memory, ROM ), RAM biasanya digunakan untuk penyimpanan primer ( memori utama )
dalam komputer untuk digunakan dan mengubah informasi secara aktif, meskipun
beberapa alat menggunakan beberapa jenis RAM untuk menyediakan penyimpanan
sekunder jangka-panjang.
Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa ROM merupakan jenis
lain dari RAM, karena sifatnya yang sebenarnya juga Random Access seperti
halnya SRAM ataupun DRAM. Hanya saja memang proses penulisan pada ROM
membutuhkan proses khusus yang tidak semudah dan fleksibel seperti halnya pada
SRAM atau DRAM. Selain itu beberapa bagian dari space addres RAM ( memori utama
) dari sebuah sistem yang dipetakan kedalam satu atau dua chip ROM.
ROM “Read Only Memory”
Read Only Memory ( ROM ) adalah istilah bahasa Inggris untuk
medium penyimpanan data pada komputer. ROM adalah singkatan dari Read Only
Memory, ROM ini adalah salah satu memori yang ada dalam computer. ROM ini
sifatnya permanen, artinya program / data yang disimpan di dalam ROM ini tidak
mudah hilang atau berubah walau aliran listrik di matikan.
Menyimpan data pada ROM tidak dapat dilakukan dengan mudah,
namun membaca data dari ROM dapat dilakukan dengan mudah. Biasanya program /
data yang ada dalam ROM ini diisi oleh pabrik yang membuatnya. Oleh karena
sifat ini, ROM biasa digunakan untuk menyimpan firmware ( piranti lunak yang
berhubungan erat dengan piranti keras ).
Salah satu contoh ROM adalah ROM BIOS yang berisi program
dasar system komputer yang mengatur / menyiapkan semua peralatan / komponen
yang ada dalam komputer saat komputer dihidupkan. ROM modern dalam bentuk IC,
persis seperti medium penyimpanan / memori lainnya seperti RAM. Untuk
membedakannya perlu membaca teks yang tertera pada IC-nya. Biasanya dimulai
dengan nomer 27xxx, angka 27 menunjukkan jenis ROM , xxx menunjukkan kapasitas
dalam kilo bit ( bukan kilo byte ).
CIRI - CIRI KOMPUTER
1. Ciri Komputer Generasi Pertama
Komputer generasi pertama mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
Komputer generasi pertama mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
- Komponen yang dipergunakannya adalah tabung hampa udara (Vacum tube) untuk sirkuitnya.
- Program hanya dapat dibuat dengan bahasa mesin : Assembler.
- Ukuran fisik komputer besar, memerlukan ruangan yang luas.
- Cepat panas.
- Proses kurang cepat.
- Kapasitas penyimpanan kecil.
- Memerlukan dya listrik yang besar.
- Orientasi pada aplikasi bisnis.
2. Ciri Komputer Generasi Kedua
Komputer generasi kedua mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
- Sirkutinya berupa transistor.
- Program dapat dibuat dengan bahasa tingkat tinggi (high level language), seperti FORTRAN, COBOL, ALGOL.
- Kapasitas memori utama sudah cukup besar
- Ukuran fisik komputer lebih kecil dari komputer generasi pertama
- Proses operasi sudah cepat
- Membutuhkan lebih sedikit daya listrik
- berorientasi pada bisnis dan teknik
3.
Ciri Komputer Generasi Ketiga
Komputer generasi ketiga mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
- Komponen yang digunakan adalah IC (Integrated Circuits).
- Peningkatan dari softwarenya.
- Pemrosesan lebh cepat.
- Kapasitas memori lebih besar.
- Penggunaan listrik lebih hemat.
- Bentuk fisik lebih kecil.
- Harga semakin murah.
4. Ciri Komputer Generasi Keempat
Komputer generasi keempat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
- Menggunakan Large Scale Integration (LSI)
- Dikembangkan komputer mikro yang menggunakan micro processor dan semiconductor yang berbentuk chip untuk memori komputer.
5. Ciri Komputer Generasi Kelima
Komputer generasi kelima sedang dalam pengembangan. Komponen yang digunakan adalah VLSI (Very Large Scale Integration)
Komputer
pada generasi ini akan dikembangkan komputer yang dapat menterjemahkan bahasa
manusia, bercakap-cakap dengan manusia, dapat melakukan diagnosa penyakit yang
lebih akurat, dsb.
Selasa, 18 Juni 2013
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan yang telah berdiri tentunya
ingin berkembang dan terus menjaga kelangsungan hidupnya, untuk itu pihak
manajemen perusahaan perlu membuat kebijakan yang mengacu pada terciptanya
efisiensi dan efektivitas kerja.
Kebijakan tersebut dapat berupa penetapan harga pokok produksi, yaitu
dengan cara menekan biaya produksi serendah mungkin dan tetap menjaga kualitas
dari barang atau produk yang dihasilkan, sehingga harga pokok produk satuan
yang dihasilkan perusahaan lebih rendah dari yang sebelumnya. Kebijakan ini
sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk menetapkan harga jual yang tepat dengan
laba yang ingin diperoleh perusahaan, sehingga perusahaan tersebut dapat
bersaing dengan perusahaan–perusahaan lain yang memproduksi produk sejenis. Hal
ini tentunya tidak terlepas dari tujuan didirikannya perusahaan yaitu agar
modal yang ditanamkan dalam perusahaan dapat terus berkembang atau dengan kata
lain mendapatkan laba semaksimal mungkin.
Kesalahan dalam perhitungan harga pokok
produksi dapat mengakibatkan penentuan harga jual pada suatu perusahaan menjadi
terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kedua kemungkinan tersebut dapat
mengakibatkan keadaan yang tidak menguntungkan bagi perusahaan, karena dengan
harga jual yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan produk yang ditawarkan
perusahaan akan sulit bersaing dengan produk sejenis yang ada di pasar,
sebaliknya jika harga jual produk
terlalu rendah akan mangakibatkan laba yang diperoleh perusahaan rendah
pula. Kedua hal tersebut dapat diatasi dengan penentuan harga pokok produksi
dan harga jual yang tepat.
1.2 Perumusan Masalah
Karangan
ilmiah ini akan menyajikan dan membahas secara sederhana akuntansi biaya dan
beberapa hal yang berhubungan dengannya. Dan secara lebih khusus, pembahasan
akan memperlihatkan data harga pokok produksi melalui metode full costing
atau biaya penuh. Adapun data yang disajikan merupakan data hasil survey
langsung kepada pelaku usaha, yakni pedagang baso.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian
yang dilakukan dalam karangan ilmiah ini bertujuan antara lain:
a.
Mempelajari dan menyajikan akuntansi biaya secara
sederhana.
b.
Sebagai langkah awal dan sarana pembelajaran dalam
penyusunan karangan ilmiah.
c.
Untuk memenuhi tugas akhir semester III mata kuliah
Akuntansi Biaya tahun ajaran 2007/2008.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk
atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek
kegiatan akuntansi biaya adalah biaya.
2.2 Pengertian Biaya Produksi
Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan
sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti sempit,
biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh
aktiva.
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang
yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk
dijual. Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi dibagi
menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik (factory overhead cost).
2.2.1 Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku langsung adalah semua
biaya bahan yang membentuk bagian integral dari barang jadi dan yang dapat
dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produk. Contoh bahan baku langsung
adalah kayu untuk pembuatan meubel dan tanah liat untuk pembuatan genteng.
Pertimbangan utama dalam mengelompokkan bahan ke dalam bahan baku langsung
adalah kemudahan penelusuran proses pengubahan bahan tersebut sampai menjadi
barang jadi. Sebagai contoh, paku untuk membuat peralatan meubel merupakan
bagian dari barang jadi, namun agar perhitungan biaya meubel tersebut bisa
dilakukan secara cepat, bahan ini dapat diklasifikasikan sebagai bahan baku
tidak langsung.
2.2.2 Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja langsung adalah
karyawan atau karyawati yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi
barang jadi. Biaya untuk ini meliputi gaji para karyawan yang dapat dibebankan
kepada produk tertentu.
2.2.3 Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik disebut juga biaya
produk tidak langsung, yaitu kumpulan dari semua biaya untuk membuat suatu
produk selain biaya bahan baku langsung dan tidak langsung.
Overhead pabrik pada umumnya didefinisikan
sebagai bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung, dan bahan pabrik lainnya
yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau dibebankan langsung ke pekerjaan
produk atau tujuan akhir biaya.
Biaya overhead pabrik (FOH) terdiri dari
biaya FOH tetap dan biaya FOH variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah
totalnya tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu, biaya variabel adalah
biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Ada
juga yang dinamakan biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan.
2.3 Penghitungan Harga Pokok Produksi
Di dalam akuntansi biaya yang konvensional
komponen-komponen harga pokok produk terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat tetap
maupun variable. Konsep harga pokok tersebut tidak selalu relevan dengan kebutuhan manajemen.
Oleh karena itu timbul konsep lain yang tidak diperhitungkan semua biaya produksi
sebagai komponen harga pokok produk. Jadi di dalam akuntansi biaya, dimana
perusahaan industri sebagai modal utamanya, terdapat dua metode perhitungan
harga pokok yaitu Full/Absortion/Conventional Costing dan Variable/Marginal/Direct Costing. Perbedaan pokok
diantara kedua metode tersebut adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang
bersifat tetap. Adanya
perbedaan perlakuan terhadap FOH Tetap ini akan mempunyai pengaruh terhadap perhitungan harga pokok produk dan penyajian laporan
rugi-laba.
2.3.1 Metode Full Costing
Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produk dengan
memasukkan seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga pokok, yang
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik
variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Di dalam metode full costing,
biaya overhead pabrik yang bersifat variabel maupun tetap dibebankan kepada
produk yang dihasilkan atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas
normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu
biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk
selesai yang belum dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (elemen harga pokok
penjualan) apabila produk selesai tersebut tidak dijual.
Menurut
metode full costing, karena produk yang dihasilkan ternyata menyerap
jasa FOH Tetap walaupun tidak secara langsung, maka wajar apabila biaya tadi
dimasukkan sebagai komponen pembentuk produk tersebut.
2.3.2 Metode Variable Costing
Variable
Costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya memasukkan komponen
biaya produksi yang bersifat variabel sebagai unsur harga pokok, yang meliputi
biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
Variable
costing beranggapan bahwa FOH Tetap tadi tidak secara langsung membentuk
produk, maka tidak relevan kalau dimasukkan sebagai komponen harga pokok.
Sebaiknya FOH Tetap dimasukkan dalam kelompok period cost (biaya
periode).
BAB III
OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian yang penyusun lakukan
melibatkan pedagang baso yang memiliki kios baso di daerah Malabar Kota Bogor.
Kios tersebut diberi nama Kios Baso Urat Gatot Kaca (BUGK). Adapun pengelolanya,
ketika penyusun mengadakan penelitian, hanya satu orang saja yaitu Mas Wahidi.
3.1.1 Sejarah Singkat BUGK
Kios BUGK ini merupakan salah satu cabang
usaha CV Yasmin. Bagi CV Yasmin, hanya kios inilah yang bergerak dalam bidang
makanan, sementara usaha yang lain bergerak di bidang jasa yakni digital
printing, percetakan, rental komputer dan internet, dan fotocopy center.
Berkenaan kios BUGK, sebenarnya kios ini
merupakan usaha lanjutan, yang sebelumnya kios baso telah dibuka di Bangbarung
berdekatan dengan kantor pusat CV Yasmin, namun kemudian tutup.
Selang beberapa minggu kemudian, yaitu
pada tanggal 9 Januari 2008, kios baso pun dibuka kembali di daerah Malabar,
tepatnya di Malabar Ujung yang berdekatan dengan Yasmin bawah, rental komputer
dan internet (salah satu cabang CV Yasmin).
Untuk mengawali usaha BUGK ini, modal yang
dikucurkan oleh pemilik sebesar Rp 600.000,00. Modal tersebut merupakan biaya
operasional kios, atau biaya belanja bahan-bahan baso sehingga baso siap dihidangkan
untuk konsumen.
3.1.2 Struktur Organisasi
Cukup sederhana untuk menggambarkan
struktur organisasi BUGK. Seperti yang dipaparkan sebelumnya, hanya satu
pengelola untuk menangani BUGK, yaitu Mas Wahidi. Mas Wahidi menjelaskan, dalam
hal pertanggungjawaban usaha dan laporan keuangan, berhubungan langsung dengan pemilik
CV Yasmin setiap bulannya. Sehingga struktur organisasi digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 1 Struktur Organisasi
Garis Perintah
Garis
Pertanggungjawaban dan Pelaporan
3.2 Pembahasan
3.2.1 Bahan dan Alat Produksi
a. Bahan
Secara umum bahan-bahan untuk pembuatan semangkok
baso bukan suatu hal yang bersifat rahasia. Hampir semua penikmat dan penggemar
baso, pasti mengetahuinya. Hanya saja, ada rahasia tersendiri bagi para
pedagang baso untuk meracik bumbu-bumbu baso tersebut.
Bahan utama untuk membuat baso urat yaitu
daging yang dicampur urat. Secara terperinci bahan yang digunakan untuk membuat
baso adalah:
Tabel 1
Bahan pembuatan baso
No
|
Keterangan
|
1
|
Daging
|
2
|
Urat
|
3
|
Mie kuning
|
4
|
Mie putih
|
5
|
Sayuran (toge, sawi, seledri,
dll)
|
6
|
Saos
|
7
|
Kecap
|
8
|
Cuka
|
9
|
Cabe
|
10
|
Bawang goreng
|
11
|
Garam
|
12
|
Penyedap rasa
|
13
|
Bahan penolong (air)
|
b. Alat
Berkenaan dengan peralatan yang digunakan
pada usaha BUGK ini, penyusun mengkategorikan peralatan tersebut menjadi dua
bagian, yaitu alat produksi dan alat/item pendukung.
Alat produksi ini berhubungan langsung
dengan proses pembuatan baso. Alat produksi tersebut adalah :
Tabel 2 Alat Produksi
No
|
Keterangan
|
1
|
Kompor gas + tabung
|
2
|
Kompor
|
3
|
Panci air baso
|
4
|
Panci masak air
|
5
|
Baskom besar
|
6
|
Wajan
|
7
|
Pisau
|
8
|
Talenan
|
9
|
Sendok baso
|
10
|
Saringan
|
11
|
Wadah bumbu
|
Adapun peralatan dan item pendukung yang
digunakan adalah :
Tabel 3
Alat/item pendukung
No
|
Keterangan
|
1
|
Gerobak bakso
|
2
|
Rak piring
|
3
|
Lap
|
4
|
Meja
|
5
|
Kursi
|
6
|
Mangkok
|
7
|
Sendok
|
8
|
Garpu
|
9
|
Tempat Sendok
|
10
|
Gelas
|
11
|
Wadah tisu
|
12
|
Dispenser
|
13
|
Asbak
|
3.2.2 Siklus Produksi
Asumsi dasar yang penyusun gunakan
berkenaan dengan siklus produksi dalam penelitian ini adalah siklus penjualan
harian. Dengan kata lain, siklus ini dimulai dari belanja bahan-bahan, buka
kios, penjualan baso, hingga kios tutup.
3.2.3 Data Biaya dan Volume Produksi
Untuk perlu diketahui, bahwa usaha BUGK
ini merupakan usaha yang menggunakan model usaha bagi hasil, sehingga untuk
biaya tenaga kerja ditiadakan.
a. Data Biaya
Tabel 4
Biaya bahan-bahan
No
|
Keterangan
|
Harga
(Rp)
|
1
|
Daging
|
255.000
|
2
|
Urat
|
84.000
|
3
|
Mie kuning
|
20.000
|
4
|
Mie putih
|
20.000
|
5
|
Toge, sayur, seledri
|
12.000
|
6
|
Saos
|
30.000
|
7
|
Kecap
|
21.000
|
8
|
Cuka
|
4.000
|
No
|
Keterangan
|
Harga
(Rp)
|
9
|
Cabe
|
5.500
|
10
|
Bawang goreng
|
21.000
|
11
|
Garam
|
2.000
|
12
|
Penyedap rasa
|
10.500
|
13
|
Biaya giling
|
23.000
|
|
Total
|
508.000
|
Tabel 5 Biaya Peralatan
No
|
Keterangan
|
Banyak
|
Harga
(Rp)
|
Total
(Rp)
|
Masa pakai*)
|
Penyusutan**)
|
|
per bulan
(Rp)
|
per hari
(Rp)
|
||||||
1
|
Gerobak bakso
|
1
|
500.000
|
500.000
|
5
|
8.333
|
278
|
2
|
Kompor gas + tabung
|
1
|
475.000
|
475.000
|
3
|
13.194
|
440
|
3
|
Kompor
|
2
|
75.000
|
150.000
|
1
|
12.500
|
417
|
4
|
Panci air baso
|
1
|
275.000
|
275.000
|
1
|
22.917
|
764
|
5
|
Panci masak air
|
1
|
50.000
|
50.000
|
1
|
4.167
|
139
|
6
|
Baskom besar
|
1
|
5.000
|
5.000
|
1
|
417
|
14
|
7
|
Wajan
|
1
|
35.000
|
35.000
|
1
|
2.917
|
97
|
8
|
Pisau
|
2
|
2.500
|
5.000
|
0,5
|
833
|
28
|
9
|
Talenan
|
1
|
5.000
|
5.000
|
1
|
417
|
14
|
10
|
Sendok baso
|
1
|
10.000
|
10.000
|
1
|
833
|
28
|
11
|
Saringan
|
1
|
10.000
|
10.000
|
1
|
833
|
28
|
12
|
Wadah bumbu
|
4
|
7.500
|
30.000
|
1
|
2.500
|
83
|
13
|
Rak piring
|
1
|
100.000
|
100.000
|
2
|
4.167
|
139
|
14
|
Lap
|
6
|
3.333
|
20.000
|
0,5
|
3.333
|
111
|
15
|
Meja
|
4
|
50.000
|
200.000
|
2
|
8.333
|
278
|
16
|
Kursi
|
16
|
23.000
|
368.000
|
2
|
15.333
|
511
|
17
|
Mangkok
|
30
|
2.500
|
75.000
|
2
|
3.125
|
104
|
18
|
Sendok
|
30
|
583
|
17.500
|
2
|
729
|
24
|
19
|
Garpu
|
30
|
583
|
17.500
|
2
|
729
|
24
|
20
|
Tempat Sendok
|
4
|
4.000
|
16.000
|
2
|
667
|
22
|
21
|
Gelas
|
30
|
833
|
25.000
|
2
|
1.042
|
35
|
22
|
Wadah tisu
|
4
|
10.000
|
40.000
|
2
|
1.667
|
56
|
23
|
Dispenser
|
1
|
100.000
|
100.000
|
1
|
8.333
|
278
|
24
|
Asbak
|
4
|
2.500
|
10.000
|
2
|
417
|
14
|
|
Total
|
|
|
2.539.000
|
|
117.736
|
3.925
|
Keterangan :
*) per tahun dan habis pakai
**) metode yang digunakan adalah metode rata-rata
Tabel 6
Biaya lain-lain
No
|
Keterangan
|
Per bulan
(Rp)
|
Per hari
(Rp)
|
1
|
Biaya sewa gedung***)
|
666.667
|
22.222
|
2
|
Biaya listrik
|
100.000
|
3.333
|
3
|
Biaya Air
|
150.000
|
5.000
|
4
|
BBM
|
|
17.500
|
|
Total
|
|
48.055
|
Keterangan :
***) Biaya sewa gedung adalah Rp 800.000,00
per tahun
3.2.4 Perhitungan HPP Total
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya
bahwa asumsi dasar yang digunakan adalah asumsi penjualan harian, sehingga HPP
total yang dimaksud dalam penelitian ini adalah HPP per hari.
Tabel 7
HPP Total
No
|
Keterangan
|
Per hari
(Rp)
|
1
|
Biaya bahan-bahan
|
508.000
|
2
|
Biaya Overhead
|
|
|
- BBM
|
17.500
|
|
- Biaya sewa gedung
|
22.222
|
|
- Biaya listrik
|
3.333
|
|
- Biaya Air
|
5.000
|
|
- Biaya Penyusutan
|
3.925
|
|
Total
|
559.980
|
Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa HPP
total pada BUKG adalah sebesar Rp559.980,00.
3.2.5 Perhitungan HPP Per Satuan
Untuk HPP per satuan yang penyusun
maksudkan disini adalah HPP untuk menghasilkan semangkok baso, sehingga
perhitungan HPP per satuan untuk BUKG adalah HPP total harian dibagi dengan
jumlah baso yang dihasilkan dalam satuan mangkok. Perhitungannya dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Sementara, untuk jumlah baso yang
dihasilkan dengan bahan-bahan yang dipaparkan di atas, dapat menghasilkan
rata-rata 125 mangkok baso.
Dari data di atas maka dapat diketahui
bahwa HPP per satuan pada BUKG adalah sebesar Rp4.480,00. Perhitungannya
adalah:
BAB IV
KESIMPULAN
Kesalahan dalam perhitungan HPP dapat
mengakibatkan penentuan harga jual pada suatu perusahaan menjadi terlalu tinggi
atau terlalu rendah. Oleh karena perhitungan HPP pun menjadi satu hal penting
untuk dilakukan bagi setiap perusahaan.
Salah satu unit usaha dari CV Yasmin yaitu
BUKG yang terletak di Malabar Ujung, Bogor, setelah dilakukan penelitian
sederhana berkenaan dengan perhitungan HPP dengan metode full costing,
telah diketahui bahwa HPP total hariannya adalah Rp559.980,00, dan HPP per
satuan atau HPP per mangkoknya adalah Rp4.480,00. Dengan penjualan dengan harga
Rp5.000,00 per mangkoknya, BUKG masih mendapatkan keuntungan sebesar Rp520,00.
Langganan:
Postingan (Atom)