CONTOH FORMULIR SPT (PERPAJAKAN)
Label
AKUNTANSI KEPERILAKUAN
(6)
AKUNTANSI KEUANGAN
(13)
AKUNTANSI MANAJEMEN
(9)
Akuntansi Perpajakan
(1)
AKUNTANSI SYARIAH
(1)
AUDITING
(3)
CONTOH LAPORAN
(2)
DAKWAH
(2)
ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
(1)
KESENIAN
(1)
LEMBAGA KEUANGAN BANK & NON BANK
(1)
PASAR MODAL
(2)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(4)
PENDIDIKAN PANCASILA
(1)
PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN
(1)
PEREKONOMIAN INDONESIA
(1)
PROPOSAL USAHA
(2)
TIK
(7)
Selasa, 12 November 2013
BUKTI -BUKTI AUDIT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup dan kompeten
agar kesimpulan yang diambilnya tidak menyesatkan bagi pihak pemakai dan juga
untuk menghindar dari tuntutan pihak – pihak yang berkepentingan di kemudian
hari apabila pendapat yang diberikannya tidak pantas. Tipe bukti audit berupa
dokumentasi (bukti dokumenter) juga penting bagi auditor. Namun, dokumentasi
pendukung yang dibuat dan hanya digunakan dalam organisasi klien merupakan
bukti audit yang kualitasnya lebih rendah karena tidak adanya pengecekan dari
pihak luar yang bebas. Dalam makalah ini berbagai tipe bukti audit yang
dikumpulkan oleh auditor selama auditnya dan berbagai faktor yang harus
diperhatikan oleh auditor dalam pengumpulan bukti audit.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bukti Audit
Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung
angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang
dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan
pendapatnya.
Bukti audit adalah semua media
informasi yang digunakan oleh auditoruntuk mendukung argumentasi, pendapat atau
simpulan dan rekomendasinya dalam meyakinkan tingkat kesesuaian antara kondisi
dengan kriterianya. Tidak semua informasi bermanfaat bagi audit, karena itu
informasi harus dipilih. Pedoman pemilihan informasi yang akan digunakan
sebagai bukti audit adalah bahwa informasi tersebut harus andal sehingga mampu
meyakinkan pihak lain.
Menurut Mulyadi, Pembahasan bukti audit ini didasarkan pada
Standar pekerjaan lapangan ketiga yang berbunyi: " Bukti audit kompeten
yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan
dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan auditan. "
Karena ada empat kata penting dalam standar tersebut yang
perlu dijelaskan yaitu (1) Bukti (2) Cukup (3) Kompeten (4) Sebagai dasar yang
layak.
- Cukup Atau Tidaknya Bukti Audit.
Hal ini berkaitan dengan kuantitas
bukti yang harus dikumpulkan oleh auditor. Factor yang mempengaruhi
pertimbangan auditor dalam menentukan cukup atau tidaknya bukti audit adalah:
- Materialitas Dan Resiko Akun yang saldonya besar dalam laporan keuangan diperlukan jumlah bukti audit yang lebih banyak bila dibandingkan dengan akun yang bersaldo tidak material. Untuk akun yang mempunyai kemungkinantinggi untuk disajikan salah dalam laporan keuangan, jumlah bukti audit yang dikumpulkan oleh auditor umumnya lebih banyak bila dibandingkan dengan akun yang memilliki kemungkinan kecil salah saji.
- Faktor Ekonomi Faktor ekonomi melihat dari segi waktu dan biaya. Jika dalam memeriksa jumlah bukti yang lebih sedikit dapat diperoleh keyakinan yang sama tingginya dengan pemeriksaan terhadap keseluruhan bukti, aditor memilih untuk memeriksa jumlah bukti yang lebih sedikit.
- Ukuran Dan Karakteristik Populasi. ukuran populasi ditentukan banyaknya item dalam populasi. Semakin besar populasi semakin banyak bukti yang diperlukan.Karakteristik populasi ditentukan oleh homogenitas anggota populasi. Jika homogen, jumlah bukti audit yang dipilih lebih kecil dibandingkan dengan populasi yang heterogen.
- Kompetensi Bukti Audit.
Kompetensi bukti audit berhubungan
dengan kualitas atau keandalan data akuntansi dan informasi penguat.Keandalan
catatan akuntansi dipengaruhi secara langsung oleh efektivitas pengendalian
intern. Pengendalian intern yang kuat menyebabkan keandalan catatan akuntansi
dan bukti bukti lainnya yang dibuat dalam organisasi klien Kompetensi Informasi
Penguat Dipengaruhi oleh berbagai faktor, berikut ini :
- Relevansi. bukti audit harus berkaitan dengan tujuan audit. suatu bukti mungkin relevan dalam suatu tujuan audit, tetapi tidak relevan dalam tujuan audit yang lain.
- Sumber. Secara garis besarnya sumber-sumber informasi yang dapat mempengaruhi kompetensi bukti yang diperoleh adalah sebagai berikut: bukti audit berasal dari klien atau pun diluar organisasi klien.
1. bukti
yang diperoleh dari pihak independen lebih dapat diandalkan
2. efektifitas
internal control.semakin efektif internal control perusahaan, semakin tinggi
tingkat keandalan bukti yang diperoleh secara langsung oleh auditor
3. kualifikasi
pemberi informasi
- Ketepatan waktu. berkaitan dengan tanggal berlakunya bukti yang diperoleh oleh auditor.untuk saldo akun2 neraca, bukti yang diperoleh dekat tanggal neraca memiliki tingkat keandalan yang lebih tinggi. Untuk akun2, bukti lebih meyakinkan bila diperoleh dari sampel yang dipilih sepanjang periode laporan
- Objektivitas, bukti objektif umumnya lebih andal dibandingkan dengan bukti yang bersifat subjektif.
- Pendekatan pengumpulan bukti
Pengumpulan bukti dilakukan dari 2 arah secara simultan
(top-down & bottom-up)
- Top-down audit evidence
Fokus kepada perolehan pemahaman
bisnis & industri klien, tujuan & sasaran manajemen, penggunaan sumber2
untuk mencapai tujuan, keunggulan kompetitif organisasi klien, proses bisnis
yang utama, earnings dan cash flow yang dihasilkan.
Tujuan memperoleh pengetahuan
tentang perusahaan klien dan mengembangkan harapan auditor terhadap laporan
keuangan
- Bottom-up audit evidence
Fokus kepada pengujian2 secara
langsung terhadap transaksi2, saldo2 akun, dan system yang mencatat transaksi
dan menghasilkan saldo2 akun
Tujuan memperoleh & bukti2 yang
mendukung transaksi2 & saldo2 akun dalam laporan keuangan
- Keputusan Yang Harus Diambil Oleh Auditor Berkaitan Dengan Bukti Audit
1)
Penentuan prosedur audit yang akan digunakan
Untuk mengumpulkan bukti audit, auditor mengunakan prosedur audit. Contoh prosedur audit disajikan berikut ini.
Untuk mengumpulkan bukti audit, auditor mengunakan prosedur audit. Contoh prosedur audit disajikan berikut ini.
·
Hitung penerimaan kas yang belum
disetor pada tanggal neraca dan awasi uang kas tersebut sampai dengan saat
penyetoran ke bank.
·
Mintalah cut-off bank statement dari
bank kira-kira untuk jangka waktu dua minggu setelah tanggal neraca.
·
Lakukan pengamatan terhadap
perhitungan fisik sediaan yang diselenggarakan oleh klien.
2)
Penentuan Besarnya Sampel
Keputusan
mengenai banyak unsur yang harus diuji harus diambil oleh auditor untuk setiap
prosedur audit. Besarnya sampel akan berbeda-beda di antara yang satu dengan
audit yang lain dan dari prosedur yang satu ke prosedur audit yang lain.
3)
Penentuan Unsur Tertentu yang Dipilih Sebagai Anggota Sampel
Setelah
besarnya sampel ditentukan untuk prosedur audit tertentu, auditor masih harus
memutuskan unsur mana yang akan dipilih sebagai anggota sampel untuk diperiksa.
4)
Penentuan Waktu yang Cocok untuk Melaksanakan Prosedut Audit
Karena
audit terhadap laporan keuangan meliputi suatu jangka waktu tertentu, biasa nya
1 tahun, maka auditor dapat mulai mengumpulkan bukti audit segera awal tahun.
Umumnya, klien menghendaki diselesaikan dalam jangka waktu satu minggu dengan
tiga bulan setelah tanggal neraca.
- Prosedur audit yang biasa dilakukan oleh auditor meliputi:
1.
Inspeksi
Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen
dan catatan-catatan atau kondisi fisik sesuatu. Dengan melakukan inspeksi
terhadap kondisi fisik suatu aktiva tetap misalnya, auditor akan dapat menaksir
keaslian dokumen,atau mendeteksi adanya perubahan-perubahan yang mungkin
dilakukan.
2.
Pengamatan
Pengamatan merupakan prosedur audit yang digunakan oleh
auditor untuk melihat pelaksanaan suatu kegiatan.
3.
Konfirmasi
Konfirmasi merupakan bentuk penyelidikan yang memungkinkan
auditor memperoleh informasi secara langsung dari pihak ketiga yang bebas.
4.
Permintaan keterangan
Permintaan keterangan merupakan prosedur audit yang
dilakukan dengan meminta keterangan secara lisan. Bukti audit yang dihasilkan
dari prosedur ini adalah bukti lisan dan dokumenter.
5.
Penelusuran
Dalam melaksanakan prosedur audit ini, auditor melakukan
penelurusan informasi sejak mula-mula data tersebut direkam pertama kali dalam
dokumen, dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data tersebut dalam proses
akuntansi.
6.
Pemeriksaan dokumen pendukung.
Pemeriksaan dokumen pendukung
merupakan prosedur audit yang meliputi:
· Inspeksi terhadap
dokumen-dokumen yang mengdukung suatu transaksi atau data keuangan untuk
menentukan kewajaran dan kebenarannya.
·
Pembandingan dokumen tersebut dengan
catatan akuntansi yang berkaitan.
7.
Perhitungan
Perhitungan fisik terhadap sumber daya berwujud seperti kas
dan pertanggungjawaban semua formulir bernomor urut tercetak.
8.
Scanning
Scanning merupakan review secara cepat terhadap dokumen,
catatan dan daftar untuk mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa yang
memerlukan penyelidikkan lebih mendalam.
9.
Pelaksanaan ulang
Prosedur audit ini merupakan pengulangan aktivitas yang
dilaksanakan oleh klien. Umumnya pelaksanaan ulang diterapkan pada perhitungan
dan rekonsiliasi yang telah dilakukan oleh klien.
10.
Teknik audit berbantuan komputer (computer-assisted audit techniques)
Bilamana catatan akuntansi klien diselenggarakan dalam media
elektronik, auditor perlu menggunakan teknik audit berbentuan komputer dalam
menggunakan berbagai prosedur audit yang dijelaskan diatas. .
- Sifat dan jenis Bukti Audit
1. Bukti pendukung
laporan keuangan (Data Akuntansi)
Data akuntansi berupa jurnal, buku
besar, dan buku pembantu, serta buku pedoman akuntansi, memorandum, dan catatan
tidak resmi, seperti daftar lembaran kerja yang mendukung alokasi biaya,
perhitungan dan rekonsiliasi secara keseluruhan.
· Pengendalian
Intern Sebagai Bukti
Pengendalian intern yang dibentuk
dalam setiap kegiatan perusahaan dapat digunakan untuk mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi. Auditor harus mengetahui bahwa klien telah merancang
pengendalian intern dan telah melaksanakannya dalam kegiatan usahanya setiap
hari, hal ini merupakan bukti yang kuat bagi auditor mengenai keandalan
informasi yang dicantumkan dalam laporan keuangan.
· Catatan
Akuntansi Sebagai Bukti
Auditor melakukan verifikasi
terhadap suatu jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan, dengan melakukan
penelusuran kembali jumlah tersebut melalui catatan akuntansi. Dengan demikian,
catatan akuntansi merupakan bukti audit bagi auditor mengenai pengolahan
transakasi keuangan yang telah dilakukan oleh klien.
2. Bukti Penguat
Informasi penguat meliputi segala
dokumen seperti cek, faktur, surat kontrak, notulen rapat, konfirmasi, dan
pernyataan tertulis dari pihak yang mengetahui; informasi yang diperoleh
auditor melalui permintaan keterangan/mengajukan pertanyaan (inquiry),
pengamatan (observasi), inspeksi (inspection), dan pemeriksaan fisik (physical
examination); serta informasi lain yang dikembangkan oleh atau tersedia bagi
auditor yang memungkinkannya untuk menarik kesimpulan berdasarkan alasan yang
kuat.
Jenis2 bukti penguat :
· Bukti Fisik
Bukti fisik adalah bukti yang diperoleh dengan cara
inspeksi atau perhitungan aktiva berwujud. Digunakan untuk mengidentifikasi
sesuatu yang diperiksa, untuk menentukan kuantitas (eksistensi aktiva) dan
untuk menentukan kualitas/kondisi (penilaian). Memiliki tingkat keandalan yang
tinggi,contoh : kas, persediaan, aktiva tetap
· Bukti
Dokumenter
Bukti dokumenter adalah bukti yang terbuat dari kertas
bertuliskan huruf dan atau angka atau symbol-simbol dan lain – lain yang
diperoleh melalui pemeriksaan dokumen dan catatan klien untuk memperkuat
informasi yang disajikan dalam laporan keuanganMenurut sumbernya, bukti dokumenter
dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
1. Bukti yang dibuat
oleh pihak luar yang bebas yang dikirimkan langsung kepada auditor.
2. Bukti yang dibuat
pihak luar yang bebas yang dismpan dalam arsip klien.
3. Bukti yang dibuat dan
disimpan dalam organisasi klien.
Bukti yang diperoleh dari luar (eksternal) umumnya
lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan yang berasal dari dalam (interanal)
perusahaan klien. Tingkat keandalan bukti ini akan lebih lagi apabila dikirim
secara langsung kepada auditor oleh pihak luar.
·
Perhitungan Sebagai Bukti
(mathemathical evidence)
Penghitungan
kembali yang dilakukan oleh auditor dan membandingkannya dengan hasil
perhitungan yang dibuat oleh klien. Pengecekan kembali ini dimaksudkan untuk
menguji ketelitian klien dalam perhitungan.Perhitungan yang dilakukan sendiri
oleh auditor, dapat berupa:
1.
Footing, yaitu pembuktian ketelitian penjmlahan vertikal.
2.
Cross-footing, yaitu pembuktian ketelitian penjumlahan horizontal.
3.
Pembuktian ketelitian perhitungan biaya depresiasi.
4.
Pembuktian ketelitian penentuan taksiran kerugian piutang usaha, laba per saham
yang beredar, taksiran pajak perseroan, dan lain-lain.
· Bukti Lisan
Dalam rangka mengumpulkan bukti, auditor banyak mengajukan
pertanyaan kepada klien terutama para manajer. Jawaban lisan yang diperoleh
dari pertanyaan tersebut merupakan tipe bukti lisan. Kurang dapat diandalkan
dan membutuhkan bukti penguat lainnya.
· Perbandingan
(analitycal evidence)
Untuk menentukan akun atau transaksi yang akan
dipisahkan guna penyelidikan yang lebih intensif, auditor melakukan analis
terhadap perbandingan setiap aktiva, utang, penghasilan, dan biaya dengan saldo
yang berkaitan dalam tahun sebelumnya.bukti diperoleh melalui penggunaan
perbandingan dan hubungan untuk melihat ada tidaknya indikasi salah saji
material, tingkat keandalan bergantung pada data yang digunakan,contoh
pembandingan saldo atau rasio dengan data tahun lalu dan budget & rata-rata
industri
· Confirmation
evidence. Jawaban tertulis/lisan dari pihak ketiga yang independen yang
memverifikasi kecermatan informasi tertentu yang diminta auditor, informasi
bersifat faktual, memiliki tingkat keandalan yang tinggi. Contoh : konfirmasi
bank, piutang, utang.
· Pernyataan
tertulis (written representation)
Pernyataan tertulis (written representations) adalah
pernyataan yang dibuat dan ditanda tangani oleh orang yang bertanggung jawab
dan mengetahui mengenai sesuatu hal yang perlu ditegaskan. Jenis bukti ini
dapat dibedakan dengan konfirmasi dalam hal bahwa bukti ini dapat berasal dari
dalam atau dari luar perusahaan. Selain itu bukti ini mungkin lebih bersifat
subjektif atau pendapat pribadi seseorang mengenai sesuatu hal daripada
informasi yang sebenarnya. Contoh : surat pernyataan manajemen klien
Auditor diharuskan oleh GAAS untuk mendapatkan
pernyataan tertulis dari manajemen untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan.
· Bukti dari
Spesialis
Spesialis adalah seorang atau perusahaan yang memiliki
keahlian atau pengetahuan khusus dalam bidang selain akuntansi dan auditing.
Pada umumnya spesialis yang digunakan oleh auditor bukan orang atau perusahaan
yang mempunyai hubungan dengan klien. Penentuan persyaratan keahlian dan nama
baik spesialis sepenuhnya berada ditangan auditor. Jika auditor menerima hasil
penemuan spesialis sebagai bukti audit yang kompeten, hasil kerja spesialis
tersebut tidak perlu disebut dalam laporan auditor yang berisi pendapat wajar.
Jika auditor puas dengan hasil penemuan spesialis, dan jika ia memberikan
pendapat selain pendapat wajar, maka ia dapat menunjukkan hasil pekerjaan
spesialis tersebut untuk mendukung alasan tidak diberikan pendapat wajar dalam
laporan auditnya.
- Dokumentasi Bukti Audit (Kertas Kerja Audit)
Kertas kerja audit adalah catatan
yng diselenggarakan auditor mengenai : prosedur audit yang ditempuh, pengujian
yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat.
Manfaat utama :
1. Penunjang utama
laporan audit
2. Dasar bagi supervisi
3. Dasar bagi
perencanaan
a) Pedoman pokok isi
kertas kerja, memuat :
· Bukti yang
menunjukkan bahwa audit telah dilaksanakan sesuai standar auditing
· Bukti yang
menunjukkan bahwa laporan keuangan dan informasi lainnya yang dilaporkan telah
sesuai dengan catatan klien
·
Penjelasan mengenai keputusan yang
diambil auditor terhadap pengecualian
· Komentar/kesimpulan mengenai aspek
lainnya
b)
Kuantitas dan Bentuk
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kuantitas, bentuk, isi :
-
Sifat dan tujuan penugasan
-
Sifat laporan audit
-
Sifat laporan keuangan, daftar2 atau informasi lain yang diperlukan dalam
pembuatan laporannya
-
Sifat dan kondisi catatan klien
-
Tingkat resiko pengendalian
-
Kebutuhan2 tertentu seperti untuk supervisi dan review
c)
Filtlintg
·
Permanent file : memuat data yang
bersifat historis dan kontinu
-
Copy dokumen penting
-
Informasi mengenai penilaian struktur internal control
-
Hasil analytical prosedur
·
Current file : semua berkas yang
dibuat dan digunakan untuk tahun buku yang bersangkutan
-
audit program
-
informasi umum
-
working trial balance
-
lead schedule
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung
angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang
dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan
pendapatnya.
Bukti audit adalah semua media
informasi yang digunakan oleh auditoruntuk mendukung argumentasi, pendapat atau
simpulan dan rekomendasinya dalam meyakinkan tingkat kesesuaian antara kondisi
dengan kriterianya. Tidak semua informasi bermanfaat bagi audit, karena itu
informasi harus dipilih. Pedoman pemilihan informasi yang akan digunakan
sebagai bukti audit adalah bahwa informasi tersebut harus andal sehingga mampu
meyakinkan pihak lain.
DAFTAR
PUSTAKA
ariatmancool.blogspot.com
eva-nurpitasari.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)