BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu karakteristik dalam pembangunan ekonomi adalah
pergeseran jangka panjang populasi dan produksi dari sektor pertanian menjadi
sektor industri dan sektor jasa. Hanya sebagian kecil masyarakat dalam negara
industri yang hidup dari sektor pertanian (Lynn, 2003).
Konsep strategi pembangunan berimbang (balanced growth),
yaitu pembangunan di sektor pertanian dan sektor industri secara bersamaan
merupakan tujuan pembangunan yang paling ideal. Pada kenyataannya konsep
strategi pembangunan berimbang tidak dapat dilakukan oleh negara berkembang,
hal ini dikarenakan sumber daya yang tidak mencukupi untuk melakukan
pembangunan di sektor pertanian maupun sektor industri sekaligus (Lynn, 2003).
Kondonassis et al. (1991) menjelaskan bahwa pembangunan pada
sektor pertanian merupakan batu loncatan menuju pembangunan pada sektor
industri. Keberhasilan pembangunan industri di negara Jepang dan Taiwan
merupakan lanjutan keberhasilan pembangunan di sektor pertanian. Pembangunan
infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah Jepang dan Taiwan merupakan
kontribusi yang sangat penting dalam mendukung pembangunan pertanian.
Pemerintah Jepang dan Taiwan juga berhasil dalam membangun budaya kerja
sehingga rakyat mereka memiliki produktivitas yang tinggi.
Kontribusi
Pertanian pada Pembangunan Pertanian memiliki kontribusi yang sangat besar
kepada pembangunan (Lynn, 2003). Kontribusi pertanian tersebut adalah:
1. Meningkatkan persediaan makanan.
2. Pendapatan dari ekspor.
3. Pertukaran tenaga kerja ke sektor
industri.
4. Pembentukan modal.
5. Kebutuhan akan barang-barang
pabrikan.
Lynn (2003) mengemukakan bahwa keberhasilan sektor pertanian
bukan hanya alat bagi pembangunan, tetapi keberhasilan di sektor pertanian juga
menjadi tujuan dari pembangunan. Pertanian dapat menjamin penyediaan kebutuhan
milyaran penduduk di masa depan. Hal yang berhubungan dengan transformasi
sektor pertanian:
1. Peningkatan produktivitas pertanian.
2. Penggunaan sumber daya yang
dihasilkan untuk pembangunan di luar sektor pertanian.
3. Integrasi pertanian dengan ekonomi
nasional melalui infrastruktur dan pasar.
Pada tahun 1970-an, produktivitas pertanian di Asia dan
Afrika 45 persen di bawah negara barat pada saat awal revolusi industri. Sejak
beberapa dekade, pertumbuhan output pertanian semakin kecil dibandingkan dengan
pertumbuhan output secara keseluruhan (Lynn, 2003).
Pada abad XX, banyak ditemukan perlakuan yang salah kepada
petani. Di Uni Soviet pada tahun 1920-an, Stalin mewajibkan petani menjual
hasil pertaniannya kepada pemerintah dengan harga yang telah ditentukan oleh
pemerintah. Harga beli yang rendah dan harga jual yang tinggi menghasilkan
pendapatan bagi pemerintah. Petani kecil diperintahkan untuk bergabung
(collective farm), sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan hasil.
Pemerintah RRC juga mengikuti kebijakan collectivization (Lynn, 2003).
Kekuatan bukanlah alat untuk mengeksploitasi petani.
Beberapa negara berkembang menekan harga pertanian rendah, beberapa negara mengenakan
pajak akan aktivitas pertanian, mencabut modal pada daerah pedesaan, secara
umum dapat dikatakan banyak negara menempatkan industrialisasi di atas
segalanya. Model Lewis hanya membuat beberapa ekonom dan pembuat kebijakan
berpikir bahwa pertanian adalah tempat untuk mempekerjakan kelebihan tenaga
kerja yang tidak terserap oleh industrialisasi (Lynn, 2003).
BAB II
PEMBAHASAN
A. HARGA PERTANIAN: PASAR DAN
PEMERINTAH
Salah satu persoalan dalam kebijakan pertanian adalah
penetapan harga dari produk pertanian. Pemerintah pada negara berkembang sering
mengambil alih keputusan penetapan harga. Pernyataan dari Ekonom barat bahwa
negara miskin harus membiarkan pasar bekerja terlihat bohong, terbukti dengan
adanya subsidi kepada pertanian pada negara maju (Lynn, 2003).
Keputusan apa yang akan ditanam, di mana akan dijual, di
mana akan dikerjakan, dan banyak pertanyaan yang harus dijawab oleh petani
kecil, suatu saat harus cepat, untuk merubah harga relatif. Perlawanan terhadap
perubahan adalah fungsi dari ke-tidak-aman-an ekonomi (Lynn, 2003).
a.
Konsekuensi
Pembatasan Harga (Price Ceiling)
Pandangan yang salah akan perilaku petani membawa pemerintah
untuk mengatur harga pasar terbawah. Banyak pemerintah mempercayai bahwa
pemaksaan akan mempertahankan produksi pertanian, padahal kekurangan penawaran
untuk pasar akan membuat harga menjadi tidak relevan bagi petani. Kebijakan
harga murah (low-price policy) yang mengenakan pajak pertanian dan subsidi
politik kepada masyarakat kota (Lynn, 2003).
Lynn (2003) menjelaskan bahwa pemerintah melakukan penetapan
harga dengan beberapa alasan. Penetapan harga yang rendah disebabkan oleh:
1.
Pengertian
yang salah akan respon petani terhadap harga, beberapa pejabat pemerintah
mempercayai bahwa dengan harga yang tinggi hanya orang kaya dan petani besar
saja yang diuntungkan.
2.
Pemerintah
berpendapat bahwa harga pangan yang rendah akan memberikan dampak yang positif
bagi konsumen dan keuntungan bisnis. Melalui marketing boards, perusahaan yang
membayar harga rendah pada petani dan menjual dengan harga tinggi pada
konsumen, terutama konsumen luar negeri
3.
Pemerintah berpikir mereka dapat mengumpulkan
dana untuk pembangunan.
4.
Pemerintah percaya bahwa dengan penetapan
harga pertanian yang rendah
dapat mendorong industrialisasi.
Sebagian besar dari asumsi tersebut
adalah salah. Walaupun harga pangan dan bahan baku yang rendah menguntungkan
konsumen dan industri, akan tetapi hal ini membunuh pertanian di banyak negara,
terutama di Afrika. Petani yang miskin dirugikan karena mereka hanya memiliki
sedikit pilihan untuk menanami tanah mereka (Lynn, 2003).
Karena kesalahan ini, pemerintah
tetap segan membiarkan pasar untuk menentukan harga pertanian. Pejabat
pemerintah kadang mencurigai bahwa pasar akan memberi kesempatan kepada
tengkulak untuk mengeksploitasi petani miskin. Kejadian tak terduga juga
menyebabkan fluktuasi yang tinggi untuk produk pertanian. Fluktuasi membatasi
keefektifan dari harga sebagai sinyal kepada produsen dan menyebabkan
ketidakpastian pada konsumen. Produsen merespon harga lebih dapat dipercaya
(Lynn, 2003).
Harga pertanian yang ditentukan
pasar mencerminkan keterbukaan pada perdagangan luar negeri. Resesi dan subsidi
pada negara industri dapat menekan harga pertanian. Negara berkembang sebagai
pengekspor produk pertanian akan menekan pendapatan ekspor, produksi domestik
yang bersaing dengan bahan pertanian hasil subsidi dari negara maju akan rugi.
Kemampuan untuk menyediakan bahan pangan murah kepada rakyat terutama daerah
kota akan menjadikan problem tersendiri. Harga pangan yang tinggi akan
menyebabkan tuntutan gaji yang lebih tinggi, dan akan menstimulasi inflasi
(Lynn, 2003).
b.
Konsekuensi
Lain pada Intervensi Harga
Banyak pemerintah negara berkembang mencoba untuk
menjembatani perbedaan antara harga pertanian yang terlalu tinggi untuk
konsumen dan terlalu rendah untuk produsen dengan melakukan intervensi dalam
penetapan harga. Pemerintah dapat menentukan harga farm-gate, yaitu harga yang
diterima oleh petani dengan tujuan untuk menjaga dan meningkatkan produksi. Proses
ini sangat rumit karena ada sejumlah banyak jenis hasil pertanian, dengan
kemungkinan untuk petani untuk melakukan subtitusi dari hasil pertanian satu ke
hasil pertanian lainnya. Pengendalian harga juga ditempatkan pada bahan
pertanian yang telah diolah pada tingkat harga eceran (Lynn, 2003).
Kesalahan dalam penetapan harga menyebabkan banyak masalah.
Harga farm-gate yang rendah mengakibatkan produksi rendah ataupun penjualan
hasil pertanian di luar jalur resmi. Harga eceran yang terlalu rendah menyebabkan
subisidi pemerintah yang besar (Lynn, 2003).
Pemerintah juga sering mencoba untuk mengimbangi harga
farm-gate yang rendah dengan subsidi harga bahan baku pertanian, akan tetapi
hal ini menimbulkan masalah tersendiri. Subsidi pada pabrik pupuk pemerintah
yang tidak efisien akan menyebabkan biaya produksi tinggi dan pengiriman yang
tidak efisien. Subsidi untuk membeli mesin menyebabkan overmechanization.
Mempromosikan kredit, baik melalui subsidi suku bunga atau mencoba kekuatan
bank untuk meminjamkan dana kepada petani, umumnya gagal mengefisienkan alokasi
dana untuk petani (Lynn, 2003).
Harga Bukan Segalanya Peter Timmer menyarankan bahwa fungsi
utama pemerintah bukan hanya merangsang produksi dalam jangka pendek, akan
tetapi juga dalam menciptakan iklim investasi dan ekspektasi pembuat keputusan
pada ekonomi pedesaan akan keuntungan aktivitas di pedesaan di masa depan.
Harga harus ditempatkan sesuai context (Lynn, 2003).
Sebuah penelitian mengenai kebijakan harga pertanian di Asia
menyimpulkan bahwa keuntungan mendorong produksi, keuntungan bukan hanya
menyangkut harga. Penelitian jangka panjang mengenai kebijakan pertanian oleh
Bank Dunia menyatakan bahwa bila insentif harga yang sesuai berdasarkan makro
ekonomi dan kebijakan sektoral memainkan peran penting dalam menjelaskan
kinerja, kualitas sumber daya alam dan dari teknologi, institusi, politik, dan
investasi manusia dan investasi menentukan kemampuan petani kecil untuk
mengelola tanah dan tenaga kerja, dua faktor penting yang menjelaskan
pertumbuhan (Lynn, 2003).
c.
Masalah
dari Liberalisasi Pasar Pertanian
Pengendalian pemerintah pada harga dan pemasaran pertanian
terlihat mencolok di beberapa negara Afrika. Penetapan harga masih tersisa di
pasar, pemerintah mengijinkan pendekatan privatisasi lebih besar (Lynn, 2003).
Pendekatan privatisasi telah berhasil dalam hal mengirimkan
pangan untuk daerah kota dan pedesaan, akan tetapi tidak ada peningkatan dalam
penawaran seperti yang diperkirakan oleh pendukung reformasi. Hal ini
menjelaskan bahwa memperoleh harga yang benar hanyalah bagian dari jawaban.
Kekurangan infrastruktur, penelitian, informasi pasar, dan dukungan legal dan
organisasi telah melemahkan kemampuan petani untuk mencapai harga yang lebih
tinggi (Lynn, 2003).
B.
TANAH,
TENAGA KERJA DAN MODAL
Faktor produksi seperti tanah (land), tenaga kerja (labor)
dan modal (capital) mengubah bahan baku menjadi barang dan jasa.
a. Tanah
(Land)
Lynn (2003) mengemukakan bahwa kebijakan pertanian harus
juga memperhatikan masalah lingkungan. Dua aspek dari tanah sangat
penting.Aspek tersebut adalah:
1. Pengertian fisik dari tanah.
2. Hubungan legal antara tanah dan
petani.
Petani harus mengerti mengenai karakteristik tanah sebelum
memilih jenis tanaman yang akan ditanam dan teknik yang akan digunakan.
Monocropping yaitu menanami area yang luas dengan satu jenis tanaman seperti
yang pernah dilakukan di Amerika Utara dan di Asia Tenggara dapat berbahaya.
Cuaca buruk, hama, penyakit, atau penurunan permintaan konsumen dapat merugikan
pada penanaman satu jenis tanaman (Lynn, 2003).
Diversifikasi tanaman yang sesuai memelihara nutrisi tanah
dan melindungi petani dari harga yang rendah pada penanaman jenis tanaman
tunggal. Kebutuhan untuk pengetahuan yang tinggi dan spesifik mengenai geografi
dan ekologi berarti penelitian diperlukan untuk menjamin kecocokan tanah,
tanaman, dan teknik. Teknik di sini termasuk pemilihan dan penggunaan pupuk,
mesin yang tepat, praktik pertanian itu sendiri seperti waktu tanam dan crop
rotation (rotasi tanaman) (Lynn, 2003).
Tekanan populasi dan perubahan pada tanaman atau metode
pertanian mengarah pada degradasi tanah (soil degradation). Studi pada
pertanian Kenya mengevaluasi sejumlah tanaman dari makanan pokok seperti jagung
dan kedelai untuk diekspor, termasuk teh, kopi, sayuran (seperti tomat), dan
bunga. Perlindungan tanah alami digantikan jagung dan kedelai sehingga
mengurangi kekuatan erosi tanah. Sayuran mendorong ekspor ke Eropa, membuat
perlindungan tanah yang jelek, menggunakan pupuk dan pupuk secara
besar-besaran, yang terbawa ke lokasi lain melalui saluran irigasi, dan
menggunakan bibit impor, yang dapat membawa hama asing. Teh yang diekspor
selama beberapa dekade, relatif ramah kecuali sejumlah besar bahan bakar yang
dibutuhkan saat proses pengeringan. Pertimbangan seperti inilah yang dibutuhkan
untuk memutuskan secara berhati-hati apa yang akan ditanam dan di mana akan
ditanam (Lynn, 2003).
Petani lebih produktif apabila mereka memiliki tanah secara
langsung. Akan tetapi karena kepemilikan tanah sangat mahal. Lynn (2003)
menjelaskan bahwa pembagian hasil panen (sharecropping) dapat mengurangi
motivasi petani, akan tetapi pembagian hasil panen memiliki dua keuntungan:
1.
Mengurangi
risiko bagi petani yang tidak memiliki modal, kecuali risiko cuaca dan pasar
yang tidak baik.
2.
Pembagian
hasil memberikan petani jalan untuk mendapatkan kredit kepemilikan tanah.
Pentingnya hubungan antara petani dan pemilik tanah membawa
satu isu politik yang besar dalam pembangunan ekonomi yaitu reformasi tanah
(land reform), yaitu perubahan dalam struktur kepemilikan tanah (Lynn, 2003).
Sepanjang sejarah pembangunan dunia, kolonialisme memberikan
bekas pada tanah. Jepang di Korea dan bangsa Eropa dan Amerika di Afrika, Asia
dan Amerika Latin menghasilkan tanah yang hanya ditanami satu jenis tanaman,
seperti kopi, teh, tebu, pisang, dan lainya yang ditanam untuk ekspor. Penjajah
biasanya memiliki tanah yang paling subur, bahkan setelah kemerdekaan suatu
negara, perkebunan ini tetap dimiliki oleh bangsa asing, oleh karena itu
kebutuhan yang paling sering untuk reformasi tanah adalah untuk menggulingkan
perkebunan tersebut (Lynn, 2003).
Lynn (2003) mengemukakan bahwa pihak yang diuntungkan dari
adanya reformasi tanah adalah orang yang tidak memiliki tanah dan bekerja untuk
pemilik tanah dengan upah yang rendah. Beberapa pembenaran ekonomi untuk
menggulingkan perkebunan dan latifύndios (tanah luas) yaitu:
1. Pemilik asing yang pergi biasanya
meninggalkan tanah dan dibiarkan tak tergarap dan tidak memiliki kontribusi
kepada pembangunan.
2. Tanaman cenderung untuk ekspor,
sehingga adanya kekurangan pangan untuk rakyat.
3. Kepemilikan tanah bagi petani kecil
akan menyediakan insentif dan akan mendorong metode pertanian yang lebih
produktif.
4. Pemerataan pendapatan akan mendorong
kebutuhan akan barang konsumsi.
Pengalaman di Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan menunjukkan
bahwa distribusi tanah yang lebih merata. Bruce Johnston menyebut bentuk
unimodal yaitu tingkat kepemilikan medium sized kebalikan dari bimodal yaitu
tingkat kepemilikan yang sangat besar dan tingkat kepemilikan yang sangat
kecil. Setelah perang dunia kedua, pengusiran Jepang dari Korea menyebabkan
distribusi tanah yang dimiliki oleh Jepang dan orang Korea yang bekerja sama
dengan Jepang (Lynn, 2003).
Bukti empiris menunjukkan bahwa pertanian kecil lebih
efisien. Beberapa penelitian menghitung produktivitas pertanian kecil. Nilai
tambah per hektar menurun dengan meningkatnya ukuran kepemilikan tanah. Di lain
pihak nilai tambah per pekerja naik seiring dengan ukuran tanah, hal ini
kemungkinan adanya penggunaan mesin (mechanization) (Lynn, 2003).
Bila petani untuk dari bekerja lebih intensif sesudah
reformasi, output per hektar dapat meningkat walaupun output per pekerja turun,
dan ini akan menjadi menguntungkan sampai saat marginal product dari pekerja
sama dengan gaji. Mempekerjakan anggota keluarga pada pertanian kecil lebih
efisien daripada mengupah pekerja, hal inilah yang menyebabkan pemilik tanah
pertanian yang luas menyewakan tanahnya ke keluarga petani (Lynn, 2003).
Dari sisi ekologi, reformasi tanah harus bertujuan untuk
menyediakan keamanan yang diperlukan untuk mendorong penggunaan tanah yang
berkelanjutan (sustainable use of the land). Penggunaan tanah baik oleh
individu maupun kelompok dapat merusak kelanjutan dalam jangka panjang
(sustainable in the long run) karena keinginan untuk memperoleh keuntungan yang
cepat (Lynn, 2003).
Banyak penelitian menyimpulkan bahwa reformasi tanah
sebagian besar gagal. Kasus yang paling sukses adalah Jepang setelah perang
dunia kedua, Taiwan setelah menyingkirnya pemerintahan nasionalis dari daratan
(mainland) sejak revolusi komunis, dan Korea Utara setelah perang Korea, hal
ini dikarenakan adanya beberapa perkecualian (Lynn, 2003).
Lynn (2003) menjelaskan bahwa kunci keberhasilan reformasi
tanah seperti di Jepang dan Taiwan yaitu terdapat organisasi politik yang lebih
baik dan birokrasi pemerintahan mampu membawa reformasi. Reformasi yang dicoba
di Amerika Latin, Filipina, Mesir, dan India gagal karena satu dari problem di
bawah ini, problem tersebut adalah:
1. Ketidakmampuan kekuatan politik
untuk membawa reformasi
2. Kurangnya kebijakan ekonomi yang
tepat untuk mendukung pemilik tanah yang baru.
b. Tenaga
Kerja (Labor)
Lynn
(2003) menjelaskan bahwa ada 2 karakteristik penting tenaga kerja pada
pertanian:
1.
Orang
yang menanam harus memiliki keahlian yang banyak.
2.
Perempuan
dan anak-anak memiliki bagian yang signifikan dalam tenaga kerja pertanian.
Lynn (2003) menjelaskan bahwa kegiatan pertanian sangat
bermacam-macam. Kegiatan tersebut adalah:
1.
Persiapan
pengadaan alat kerja, tenaga kerja, bibit, pupuk dan hal lain yang dibutuhkan.
2.
Persiapan
tanah.
3.
Penanaman,
penyiangan.
4.
Penyemprotan
pestisida.
5.
Pengusiran
burung dan binatang dari sawah.
6.
Pengambilan
hasil panen.
7.
Penyimpanan
hasil panen.
8.
Penjualan
hasil panen.
9.
Perawatan
peralatan.
Beberapa tanaman ditanam dan dipanen tidak dalam waktu
bersamaan, hal ini sering dilakukan lebih dari sekali setahun. Pertanian
melibatkan juga peternakan, baik skala besar, skala kecil, untuk diperdagangkan
maupun konsumsi sendiri (Lynn, 2003).
Lynn (2003) juga menjelaskan bahwa selain aktivitas di atas, petani juga memiliki tugas lain. Tugas tersebut adalah:
Lynn (2003) juga menjelaskan bahwa selain aktivitas di atas, petani juga memiliki tugas lain. Tugas tersebut adalah:
1. Merawat rumah
2. Merawat anak dan orang tua.
3. Mencari pinjaman.
4. Berurusan dengan pemerintah.
5. Berpartisipasi pada politik desa dan
organisasi sosial.
Kegiatan ini memerlukan penjadwalan yang tepat. Anak mungkin
diperlukan untuk bekerja di sawah, opportunity cost dari pendidikan mereka akan
menjadi lebih tinggi saat puncak musim, contohnya saat panen (Lynn, 2003).
Salah satu masalah yang dihadapi dalam mengembangkan
produksi pertanian adalah pembagian kerja berdasarkan gender. Di banyak negara
terutama di Afrika, bisnis pedesaan didominasi oleh wanita. Wanita dan
anak-anak mengemban beban yang paling berat secara fisik. Contohnya adalah
jalan jauh untuk mencari kayu bakar dan air, menyiapkan tanah, menyiangi, dan
memanen. Selain itu wanita sering menggendong anak. Wanita harus menjual sebagian
atau seluruh hasil panen serta mengerjakan pekerjaan rumah (Lynn, 2003).
Ringkasan dari 12 penelitian mengenai jam kerja harian di
daerah pedesaan menunjukkan bahwa hanya 2 kasus pria bekerja lebih lama, itupun
tidak signifikan (8,54 jam per hari dibandingkan 8,50 jam kerja wanita).
Sedangkan 10 penelitian lainnya mengungkapkan bahwa wanita bekerja lebih lama
(9,93 jam per hari dibandingkan 7,13 jam kerja pria) (Lynn, 2003).
Penyuluhan pemerintah ke desa biasanya hanya mengundang
penduduk pria saja, walaupun sebenarnya wanita yang mengerjakannya. Jarang ada
proyek pengembangan yang berorientasi kepada wanita (Lynn, 2003).
c. Modal
1.
Masalah
dengan Mesin
Lynn (2003) mengemukakan bahwa terdapat perbedaan antara
pembangunan pertanian di masa lalu yang terjadi di negara industri dengan yang
sekarang terjadi di negara berkembang. Di negara barat, intensitas modal (rasio
modal dengan pekerja) pertanian meningkat secara perlahan, biasanya dikarenakan
sumber daya tanah yang berlebihan. Penggunaan modal berhubungan dengan
kelangkaan tenaga kerja, hal ini kebalikan dengan padatnya penduduk di daerah
pedesaan saat ini. Keuntungan pertanian di awal negara maju adalah:
1)
Tidak
tergantung dengan mesin, spare part, dan bahan bakar impor.
2)
Memiliki
kemampuan teknologi tanpa tergantung dengan ahli luar negeri.
3)
Tidak
berkompetisi dengan bahan pangan impor yang murah.
Penggunaan mesin harus dipertimbangkan untung ruginya. Mesin pertanian harus tepat guna. Dengan penurunan area, alat tangan, mesin kecil, bajak lebih efisien daripada penggunaan traktor. Pengaturan sosial yang baik dapat membuat sekelompok orang untuk berbagi pakai mesin (Lynn, 2003).
Penggunaan mesin harus dipertimbangkan untung ruginya. Mesin pertanian harus tepat guna. Dengan penurunan area, alat tangan, mesin kecil, bajak lebih efisien daripada penggunaan traktor. Pengaturan sosial yang baik dapat membuat sekelompok orang untuk berbagi pakai mesin (Lynn, 2003).
2.
Pendanaan
Pembangunan Pertanian
Kurangnya dana pinjaman sering menghalangi petani dalam
mengadopsi teknologi baru. Institusi keuangan formal jarang didirikan di daerah
pedesaan karena bankir berpikir bahwa di pedesaan tabungan sangat kecil dan
jarang ada investasi yang menguntungkan. Institusi pemerintahan biasanya juga
menunjukkan perilaku yang sama (Lynn, 2003).
Ketika tabungan potensial ada di daerah pedesaan, tabungan
individu cenderung sedikit dan tersebar di antara populasi. Di beberapa daerah
khususnya di Amerika Tengah dan Karibia, berhasil mengumpulkan tabungan di
daerah pedesaan. Bank Grameen di Banglades biasanya menyediakan pinjaman
non-pertanian di daerah pedesaan. Proyek di Malaysia dan Malawi menunjukkan
hasil yang sama yang diperoleh negara lain. Bank Rakyat Indonesia mendirikan
sistem bank pedesaan yang telah mencapai “jutaan” nasabah berpendapatan rendah
di daerah pedesaan tanpa bergantung pada subsidi (Lynn, 2003).
Tujuan utama dari kebijakan kredit harus dapat menciptakan
seperangkat institusi keuangan di daerah pedesaan yang mandiri dan
berkelanjutan (self-sustaining). Tujuan dari institusi ini tidak hanya
menyediakan pinjaman dengan mudah, akan tetapi juga mampu memobilisasi
tabungan. Institusi ini harus menyediakan keuntungan untuk penabung (Lynn,
2003).
Pendanaan informal biasanya terdapat di daerah pedesaan,
biasanya menyediakan pinjaman dengan bunga tinggi dan memiliki kekuatan
monopoli, walaupun tidak semuanya. Pinjaman sudah menjadi kehidupan pada
pertanian. Kebutuhan komunitas diidentifikasi dengan kebutuhan individu.
Institusi terbaru yang mengganti pendanaan informal harus membuat kondisi
menjadi lebih baik, bukan lebih buruk (Lynn, 2003).
3.
Adopsi
Teknologi: Agricultural Extension
Mesin hanyalah salah satu aspek teknologi. Teknologi
pertanian melibatkan masalah fundamental seperti metode penanaman, pupuk untuk
tanah tertentu, dan cara penanaman bibit jenis baru yang benar. Penelitian
sampai menjadi bibit membutuhkan kondisi tanah dan iklim yang baik. Petani
harus mempertimbangkan hubungan antara pupuk dan ekologi. Efektivitas pupuk
harus seimbang dengan biayanya. Agricultural extension adalah sebuah cara untuk
pegawai pemerintahan yang telah terlatih untuk membantu petani belajar mengenai
dan menggunakan teknologi baru. Sebidang tanah kecil ditanami oleh agen
ekstensi dengan kondisi yang sama dengan yang dihadapi petani dapat
menghasilkan beberapa hasil. Sebaliknya, agen ini harus terbuka kepada teknik
yang digunakan penduduk lokal. Percobaan mengkonfirmasi bahwa petani akan
mengadopsi jenis bibit baru dan teknik baru yang terbukti dapat diandalkan
secara teknik maupun ekonomis. Pengalaman di Turki dan India menunjukkan bahwa
agen harus sering mendatangi pertanian. Sistem pelatihan dan kunjungan
(training and visit system) dari Bank Dunia menunjukkan keuntungan yang
dihasilkan dari kontrak antara agen dan petani (Lynn, 2003).
Inovasi lingkungan menjadi penting sehingga beberapa ekonom
secara eksplisit mengikuti model induced innovation dari pembangunan pertanian.
Model ini menekankan pada insentif untuk menabung dari sumber daya yang langka.
Pada negara yang memiliki keterbatasan sumber daya manusia, seperti Amerika
Serikat dan Kanada, pembangunan teknologi awalnya menekankan menggunakan mesin
yang banyak sehingga hanya diperlukan sedikit pekerja untuk ladang pertanian
yang besar. Pada negara yang memiliki keterbatasan tanah dan modal, seperti di
Asia, induced innovation ditekankan pada alat biologi dan kimia untuk
meningkatkan produktivitas (Lynn, 2003).
4.
Karakteristik
Sosial dari Teknologi: The Green Revolution
Green Revolution merujuk pada peningkatan produksi dengan
kombinasi dari jenis bibit yang tinggi (high yielding) hasilnya dengan
penggunaan air dan pupuk yang intensive. Aplikasi dari teknologi baru ini
memiliki konsekuensi sosial (Lynn, 2003).
Green Revolution pada tahun 1960-an dan 1970-an adalah
tanggapan pada keprihatinan global mengenai pertumbuhan yang lambat dari
produksi pangan di negara berkembang. Ini adalah hasil dari penelitian
pertanian yang sebagian besar dilakukan oleh International Rice Research
Institute di Filipina dan International Maize and Wheat Improvement Center
(CIMMYT adalah singkatannya dalam bahasa spanyol) di Mexico. Penelitian ini
mengenalkan bibit yang high yielding varieties (HYVs – kadang disebut juga MVs
– modern varieties), dan dielu-elukan sebagai penyelamat pertanian negara
berkembang (Lynn, 2003).
Kesulitan timbul ketika bibit ini membutuhkan sejumlah
tanah, air, pupuk dan mesin yang sering tidak dimiliki petani kecil. Beberapa
orang melihat hal ini sebagai cara lain dari pemiskinan petani kecil,
memperkaya pemilik tanah dan negara maju yang menyediakan inputs (Lynn, 2003).
Sebuah studi yang dilakukan Inderjit Singh (1990)
menunjukkan beberapa hasil Green Revolution Banglades, India dan Pakistan yang
menghasilkan output per hektar dua kali lipat daripada bibit tradisional.
Walaupun tanpa penggunaan pupuk, beberapa HYVs menghasilkan satu setengah kali
hasil dari padi tradisional dan satu dua per tiga untuk gandum. Singh (1990)
menyimpulkan bahwa banyak penyakit sosial berhubungan dengan paket HYVs adalah
disebabkan kebijakan implementasi bukan teknologinya (Lynn, 2003).
Artikel mengenai analisis Green Revolution di Banglades
menyimpulkan bahwa Green Revolution menghasilkan padi yang lebih banyak dan
lebih konsisten akan tetapi tidak cukup untuk meningkatkan konsumsi per kapita.
Konsumsi padi-padian digantikan oleh konsumsi pangan lainnya seperti buah,
sayuran, dan ikan (Lynn, 2003).
Petani dan para ahli lingkungan prihatin akan dampak dari
penggunaan bibit dan teknologi baru terhadap kerusakan tanah. Bila kesuburan
tanah rusak dan keanekaragaman tanaman berkurang, ini akan menjadi masalah
besar bagi ekologi (Lynn, 2003).
Bagi pemerintah, apabila penyediaan pangan relatif terjamin,
maka pemerintah dapat mengganti perhatian kepada kebutuhan pembangunan yang
lainnya. Berkurangnya subsidi pemerintah dapat membebaskan beberapa sumber daya
untuk penelitian, pendidikan dan infrastruktur (Lynn, 2003).
Bioteknologi menjanjikan dapat mengatasi masalah
keterbatasan Green Revolution. Penelitian rekayasa genetik ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan tanaman untuk mengambil nitrogen dari tanah, tahan akan
penyakit, dan meningkatkan nilai nutrisi. Biofertilizers digunakan untuk
membantu tanaman menyerap lebih banyak nitrogen dari atmosfer, dan tanaman
hijau dapat digunakan sebagai pupuk pengganti pupuk kimia (Lynn, 2003).
C. ASPEK
TAMBAHAN PADA PEMBANGUNAN PERTANIAN
Pembangunan pertanian adalah bagian utuh dari pembangunan.
Industri harus menyediakan barang untuk petani. Lapangan kerja non pertanian
perlu untuk mempertahankan keluarga di daerah pedesaan. Produksi pangan harus
konsisten dengan selera konsumen (Lynn, 2003).
a.
Barang Insentif
Petani tidak memproduksi surplus untuk mendapatkan uang.
Uang sangat berharga jika ada barang yang bisa dibeli, kadang disebut barang
insentif (incentive goods). Apabila barang insentif kurang tersedia, hasil pertanian
dapat turun, atau bisa terjadi penyelundupan bahan baku ke luar negeri untuk
ditukarkan dengan barang konsumsi. Kekurangan barang insentif juga dapat
menyebabkan eksodus populasi (Lynn, 2003).
b.
Industri Pedesaan
Pertanian bukan satu-satunya aktivitas yang dilakukan di
daerah pedesaan. Kegiatan lainnya seperti kegiatan jasa yang berhubungan dengan
pertanian, yaitu pemasaran, pendanaan, penyediaan jasa sosial, perawatan mesin,
jasa eceran, pemerintahan dan jasa manajemen dan administrasi. Sebagai tambahan,
pedesaan juga membutuhkan manufakturing, dari bahan baku yang dihasilkan dari
sektor pertanian, yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dari daerah yang jauh.
Aktifitas tersebut meliputi pengolahan padi dan pengolahan makanan lainnya,
pakaian, barang kulit, material konstruksi, dan peralatan pertanian (Lynn,
2003).
Bukti
empiris mengindikasikan bahwa kegiatan industri di pedesaan tidak hanya
menyediakan lapangan kerja, akan tetapi juga menyediakan sumber penghasilan
yang penting bagi rumah tangga di pedesaan. Beberapa bukti menunjukkan industri
di pedesaan lebih efisien dan ekonomis daripada industri skala besar di kota
(Lynn, 2003).
Urbanisasi
memiliki pengaruh positif dan pengaruh negatif. Penelitian dari Uttar Pradesh,
sebuah daerah di India menunjukkan urbanisasi dapat memberikan aliran dana ke
relasinya di pedesaan (Lynn, 2003).
Sumbangan
penting bagi kegiatan non pertanian di daerah pedesaan adalah pemberdayaan
wanita untuk mengelola kegiatan non pertanian di daerah pedesaan. Sebagai
tambahan dalam pengembangan pangan, seperti pemasaran pangan, atau sebagai
pekerja kerajinan atau pekerja pabrik, pendapatan wanita penting untuk
meningkatkan hidup di atas garis kemiskinan. Pendidikan wanita, status resmi,
dan akses kredit akan mendukung posisi wanita di dalam industri pedesaan (Lynn,
2003).
c. Konsumsi
Pangan: Perubahan Pertanian dan Makanan
Kebiasaan makan sangat sulit untuk diubah, bahan pangan
jenis baru akan sulit diterima. Pengembangan teknologi baru di bidang pertanian
harus menyesuaikan keinginan pasar (Lynn, 2003).
Pada sisi sebaliknya, perubahan kebiasaan makan juga
menimbulkan persoalan. Perubahan negara berkembang menjadi negara industri,
mereka akan terpaksa membeli apapun yang ditawarkan, pengenalan akan jenis
pangan yang baru menyebabkan perubahan selera. Hal ini dapat mempengaruhi
produksi lokal kurang bersaing dengan komoditi baru. Pemerintah harus
berhati-hati akan hal ini, pemerintah jangan menggunakan sistem harga buatan
yang mendorong makanan pengganti yang mahal (Lynn, 2003).
D.
PERAN
PEMERINTAH
Campur tangan pemerintah di bidang pertanian merupakan
fenomena yang telah mendunia. Subsidi pertanian dan dukungan pemerintah pada
negara maju hanya mendorong efisiensi dan merusak negara miskin dengan
menurunkan daya saing hasil pertanian negara miskin (Lynn, 2003).
a.
Peran Mikro Ekonomi Pemerintah
Salah
satu “rule of thumb” yang baik adalah perusahaan swasta yang independen
memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) dari badan pemerintah
dalam membawa fungsi komersial, seperti produksi atau pemasaran produk
pertanian dan mendistribusikan kebutuhan pertanian. Di Tanzania, Zambia dan
beberapa negara di Afrika, pemerintah mengambil alih pendanaan, industri pokok,
dan operasi impor ekspor. Dalam 10 sampai 15 tahun, dengan alasan menghilangkan
eksploitasi perusahaan swasta, pemerintah tersebut mengoperasikan jasa angkutan
lokal, mendirikan retail kecil, dan beberapa perusahaan skala kecil. Dari
aktivitas ini dengan cepat membuat buruk perekomomian karena maraknya
ketidakmampuan dan korupsi (Lynn, 2003).
Lynn
(2003) menjelaskan bahwa campur tangan pemerintah harus dibatasi, campur tangan
pemerintah di sektor pertanian sangat sulit untuk diidentifikasi. Beberapa
aktivitas sangat penting untuk dilakukan pemerintah karena tidak terjangkau
oleh petani kecil.
1.
Infrastruktur
Pemerintah, baik daerah maupun
nasional, memiliki peran penting dalam menyediakan infrastruktur. Beberapa
proyek seperti jalan, listrik, komunikasi, dan irigasi membutuhkan modal yang
besar, jangka panjang dan menciptakan ekonomi eksternal. Infrastruktur ini
membuat pertanian lebih produktif dan menghancurkan rintangan masuk ke pasar,
selain itu juga meningkatkan efisiensi dari alokasi sumber daya.
2.
Informasi
Penyediaan informasi sangat
bermacam-macam. Petani membutuhkan informasi mengenai kondisi pasar, teknologi
baru dan cuaca. Penelitian dan pengembangan menjadi target utama pemerintah,
juga jasa tambahan yang membawa hasil riset ke pertanian. Pendidikan dan
pelatihan membantu petani meningkatkan dan mengolah operasi mereka.
3.
Membangun
pasar
Pemerintah dapat membantu
menciptakan dan meningkatkan pasar dengan menyediakan pengukuran akurat untuk
hasil panen, penyediaan asuransi kegagalan panen, dan mendorong kredit skala
kecil untuk membuat simpan pinjam lebih mudah bagi petani. Pada beberapa kasus
ketika area terisolasi, pemerintah dapat memulai membuat transportasi,
penyimpanan, dan pemasaran fasilitas, aktivitas ini akan dilakukan oleh sektor
swasta dan individu setelah penghalang antara pasar runtuh.
4.
Kebijakan
Publik
Pemerintah harus berhati-hati akan
efek dari insentif yang diberikan. Sebagai contoh, pajak sangat penting akan
tetapi tidak boleh mengurangi insentif produksi, karena akan menyebabkan
perbandingan harga pedesaan dan perkotaan turun (rural/urban terms of trade).
b. Peran
Makro Ekonomi Pemerintah
Studi mengenai dampak pemerintah pada pertanian sering
menunjuk kepada masalah makro ekonomi yang tidak berhubungan dengan pertanian.
Dampak ini dirasakan melalui 5 harga makro yaitu gaji, tingkat bunga, biaya
sewa tanah, indek harga pertanian, dan nilai tukar mata uang (Lynn, 2003).
Tingkat bunga mempengaruhi ketersediaan dana untuk petani.
Bila tingkat bunga tinggi demi memerangi inflasi, kredit akan terlalu mahal
bagi petani yang tidak memiliki banyak modal (Lynn, 2003). Kenaikan inflasi
memiliki dampak negatif dalam penurunan daya beli. Masyarakat kota dapat
menekan pemerintah untuk menekan harga pangan di bawah harga pasar. Biaya sewa
tanah dapat naik sejalan dengan inflasi, harga tanah kemudian akan menjadi lebih
tinggi, kenaikan ini menyebabkan petani miskin tidak memiliki tanah (Lynn,
2003). Perbandingan nilai tukar petani (agriculture term of trade) akan tidak
dapat diprediksi dengan peningkatan inflasi. Harga biasanya tidak naik secara
sama, pemerintah lebih menekan harga pangan dari pada harga barang industri
yang akan dibeli oleh petani. Inflasi menghambat investasi dan memperlambat
peningkatkan produktivitas pertanian (Lynn, 2003).
Pemerintah juga dapat mengacaukan ekonomi dengan
keputusannya dengan memanipulasi nilai tukar mata uang. Bila mata uang domestik
dihargai di atas harga pasar, akan menyebabkan kehancuran terbesar di sektor
pertanian. Pertama hal ini akan menghambat ekspor, karena orang asing harus
membayar lebih mahal untuk mendapatkan mata uang untuk membeli barang tersebut.
Padahal pasar dunia sangat kompetitif. Kemudian hal ini mendorong impor karena
mata uang asing relatif lebih murah, impor pangan akan menyebabkan tekanan bagi
produksi, harga dan pendapatan di sektor pertanian. Impor barang modal dan
barang intermediasi menyebabkan bias dalam produksi domestik menjadi industri
dan menjauhi pertanian. Hal ini merusak pertanian di negara berkembang dan
pemerintah perlu mencermati adanya keterkaitan antara makro ekonomi dan
pertanian (Lynn, 2003).
E.
PANGAN
DAN PERTANIAN: SEBUAH KAJIAN KESEIMBANGAN
Ada sebuah pertanyaan fundamental mengenai tujuan
pembangunan pertanian. Pertanian lebih dari hanya sekedar produksi pangan.
Pertanian juga meliputi industri hasil pertanian seperti kapas, benang,
pyrethrum (obat serangga), dan tembakau. Tidak semua tanaman ditanam untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri melainkan juga untuk ekspor. Ada perdebatan
mengenai pilihan yang harus diambil apakah negara miskin harus berkonsentrasi
pada produksi bahan pangan dasar atau menanam tanaman untuk ekspor untuk
mendapatkan devisa. Pilihan tidak hanya terbatas masalah keuntungan produsen
ataupun permintaan konsumen. Ketergantungan dari banyak negara dalam pertanian
berarti bahwa jenis tanaman memiliki dampak besar bagi pembangunan negara
(Lynn, 2003).
a. Politik
Kolonial
Di bawah pemerintahan kolonial, petani tidak dapat selalu
memilih tanaman yang akan ditanam. Kekuatan kolonial mendikte pertanian sesuai
kebutuhan negara penjajah, yang utamanya ditujukan untuk konsumsi langsung negara
penjajah dan perdagangan. Perkebunan gula di Karibia dan Afrika, Perkebunan
sisal di Afrika dan Asia, dan beberapa area lainnya adalah perintah dari
pemerintahan kolonial. Kewajiban membayar pajak kepada petani dalam bentuk uang
tunai memaksa petani untuk menanam tanaman demi uang daripada melakukan barter
dan memaksa petani untuk meninggalkan keluarganya untuk bekerja di perkebunan
yang jauh. Kemerdekaan disertai ketidakpercayaan kepada kekuatan pemerintah
kolonial dan pasar dunia, memunculkan sebuah pertanyaan baru, haruskah sebuah
negara mengubah orientasi produksi untuk memenuhi kebutuhan sendiri, atau
melanjutkan untuk bergantung pada ekspor hasil pertanian untuk memperoleh
devisa yang akan digunakan untuk mengimpor makanan (Lynn, 2003).
b. Swasembada
Pangan dan Ketahanan Pangan
Banyak kerusakan dilakukan pada produksi pertanian.
Ketergantungan pada bahan pangan impor melahirkan kebijakan pemerintah untuk
bermaksud memperoleh swasembada pangan dan ketahanan pangan (Lynn, 2003).
Swasembada pangan (self-sufficiency) penting untuk negara
yang enggan bergantung pada saat kritis atau bergantung pada fluktuasi harga
pangan internasional. Pada tahun 1973 harga beras dunia naik 85%, diikuti 90%
pada tahun selanjutnya, hanya turun sepertiga di tahun 1975 dan 30% di tahun
1976. Banyak ekonom memilih ketahanan pangan daripada swasembada pangan. Hal
ini melibatkan gabungan dari produksi domestik dan kepercayaan pada pasar
internasional sebagai tambahan penting, dan teori ekonomi lama yaitu keuntungan
komparatif (comparative advantage). Suatu negara memproduksi barang yang secara
biaya relatif lebih unggul dan mengimpor barang lainnya, hal ini akan mengolah
sumber daya lebih efisien serta memproduksi lebih banyak output dan pendapatan,
makanan impor akan lebih murah daripada penggunaan sumber daya domestik yang
tidak efisien (Lynn, 2003).
Swasembada pangan lebih mahal. Bukti menunjukkan bahwa kebijakan pertanian yang sesuai dapat menyeimbangkan bermacam-macam ekspor dan bahan pangan (Lynn, 2003).
Swasembada pangan lebih mahal. Bukti menunjukkan bahwa kebijakan pertanian yang sesuai dapat menyeimbangkan bermacam-macam ekspor dan bahan pangan (Lynn, 2003).
c.
Situasi Pangan
Kelaparan adalah sebuah fenomena setempat. Bank Dunia pada
tahun 1986 dalam laporannya mengenai kemiskinan dan kelaparan (poverty and
hunger began by noting) menyatakan dunia memiliki banyak makanan. Pertumbuhan
global pangan lebih cepat daripada pertumbuhan populasi yang buruk pada 40
tahun terakhir.
DAFTAR
PUSTAKA
·
www.google.com
MUNGKIN ALLAH DITERIMA Nama saya Humaira Kiyoraka, saya dari kota Jayapura, Indonesia. Saya ingin menggunakan media ini untuk menginformasikan semua dalam kelompok ini mencari uang pinjaman untuk berhati-hati, karena ada penipuan dimana-mana. Beberapa bulan yang lalu, saya mengalami kerugian finansial dan bank menolak memberikan pinjaman karena saya tidak memiliki jaminan sehingga saya memutuskan untuk mencari pinjaman dari Man di Malaysia dan saya tertipu oleh orang-orang di Malaysia. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya yang telah mengubah adik perempuan saya, Nyonya Mira Binti Menangis, yang menyebut saya sebagai pemberi pinjaman yang sangat andal dan terpercaya bernama Rossastanley, pemberi pinjaman pribadi, ketika dia memberi tahu saya tentang hal itu saya mencekiknya bagaimana mungkin untuk mendapatkan pinjaman dari internet, tapi dia tertawa dan mengatakan kepada saya bahwa, itulah yang dipikirkannya pada awalnya tapi dia memutuskan untuk menghubungi stanley Rossa dan bahwa ketika pinjaman tersebut disetujui dia tidak mempercayainya sampai ibu Rossa menjelaskan kepadanya bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah satu dukungan mereka secara finansial di lain untuk membantu orang-orang miskin dari ASIA jadi saya memutuskan untuk menghubungi ibu Rossa stanley pinjaman layanan pelanggan perusahaan melalui email dan segera mereka menjawab bagaimana mereka bisa membantu jadi saya mengatakan kepada mereka Nyonya Mira Binti Muhammad memberi saya kontak perusahaannya dan Saya mengisi formulir dan lihatlah pinjaman saya telah disetujui, bagian yang menakjubkan adalah suku bunga rendah hanya 2% jadi saya mengajukan pinjaman sebesar Rp250.000.000,00 dan lihatlah setelah melewati proses verifikasi, pinjaman saya Rp250.000.000,00 telah disetujui dan mereka meminta rincian bank saya, saya segera mengirimkan rincian rekening Bank Negara Indonesia (BNI) saya dan Lihatlah saya saya telah dipindahkan ke ACCOUNT saya, saya tidak dapat berterima kasih kepada ROSSA cukup dan saudara perempuan saya Mira Binti Muhammad dan juga United Nation untuk skema Kredit yang bagus ini, jadi saran saya untuk Anda semua adalah jangan hubungi semua pemberi pinjaman palsu ini, tetapi hubungi ibu perusahaan pinjaman rossa untuk memenuhi kebutuhan pinjaman cepat dan Anda akan bersaksi seperti saya juga email perawatan pelanggan perusahaan Rosunda adalah Rossastanleyloancompany@gmail.com, tapi jika Anda memerlukan bantuan dalam memproses kebutuhan pinjaman Anda jangan ragu untuk menulis saya di humairakiyoraka@gmail.com atau saudara perempuan tercinta di Mirabintimuhammed@gmail.com dan Anda pasti akan seperti kami yang sekarang bersaksi kepada ibu rossas bantuan keuangan yang besar,
BalasHapusCATATAN: Tidak ada biaya pendaftaran, asuransi atau biaya pajak seperti pemberi pinjaman palsu,
Semoga ALLAH memberkati kalian semua,
Salam kepada semua orang, Allah pasti akan menjawab semua pemberi pinjaman palsu ini yang mencuri uang kita dengan menyamarkan uang pinjaman kepada kita, mereka datang dengan segala bentuk ucapan manis seperti memberi pinjaman dengan tingkat bunga rendah 2%, semuanya scam kecuali Ibu yang baik. Rossa Stanley perusahaannya adalah satu-satunya pemberi pinjaman sejati dan sejati yang meminjamkan dengan tingkat bunga 2%, inilah ceritaku, nama saya annisa dari bali pemilik restoran, jangan tertipu atau takut pinjaman itu tidak bisa didapat dari internet, itu mungkin dan saya adalah penerima pinjaman internet. Saya membaca beberapa komentar Anda tentang bagaimana Anda scammed, Ya mereka scammers, dan mereka juga pemberi pinjaman yang sebenarnya. Dan ibu rossa adalah salah satunya. Karena banyak kreditor scam saya awalnya skeptis, namun memutuskan untuk mencoba dan melihat kembali ibu Rossa menyetujui permintaan pinjaman saya dan saya telah mengkreditkan pinjaman saya dengan tepat Rp150.000.000,00 ke Rekening BCA saya, saya harus mengakui ketika mendapat uang, saya terkejut dan Masih kaget sampai tanggal, meski ada beberapa yang menolak karena tidak bisa memenuhi syarat pinjaman. Tapi saya dikabulkan karena keseriusan dan ketegaran saya, banyak yang akan menghubungi ibu rossa tanpa menjawab dan ketika pinjaman mereka dibatalkan, mereka akan memohon kepada ibu rossa tapi bagi saya saya serius dan memantau hal-hal dan sebelum saya mengetahuinya, saya mendapatkan pinjaman saya, dan ketika saya bertanya kepada ibu rossa bagaimana saya menunjukkan penghargaan untuk mengeluarkan saya dan keluarga saya dari kemiskinan dia meminta agar saya membagikan berita tersebut kepada semua orang di sekitar saya di Bali, dan hari ini saya memutuskan untuk menuliskannya di sini sehingga orang tidak akan jatuh pemberi pinjaman palsu yang menuntut biaya pendaftaran, tuntutan ibu hanya untuk keseriusan dan rasa hormat Anda dan pinjaman Anda akan ada di rekening bank Anda dan sekali lagi saya mengatakan bahwa ALLAH memberkati perusahaan pinjaman rossa stanley untuk hal ini baik untuk orang-orang di benua ASIA dan UNITED NATIONS (PBB) untuk mendukungnya, Anda bisa menghubungi pusat layanan pelanggan rossa stanley dengan menulis layanan pelanggan melalui surat Rossastanleyloancompany@gmail.com, jika Anda ragu dan perlu klarifikasi mengenai apapun atau isu merasa bebas untuk menulis saya annisaberkarya@gmail.com atau suami saya agungabdullahi@gmail.com Saya melakukan dengan sangat baik dalam bisnis restoran saya, dan membayar cicilan pinjaman saya pada saat jatuh tempo, ibu Rossa benar-benar Allah dikirim ke Dunia ini.
BalasHapusSaya ingin berbagi kesaksian tentang bagaimana layanan pendanaan Le_Meridian membantu saya dengan pinjaman 2.000.000,00 USD untuk membiayai proyek pertanian ganja saya, saya sangat berterima kasih dan saya berjanji untuk membagikan perusahaan pendanaan yang sah ini kepada siapa pun yang mencari cara untuk memperluas bisnisnya project.the company adalah perusahaan pendanaan UK / USA. Siapa pun yang mencari dukungan keuangan harus menghubungi mereka di lfdsloans@outlook.com Atau lfdsloans@lemeridianfds.com Bpk. Benjamin juga menggunakan whatsapp 1-989-394-3740 untuk mempermudah segala pemohon.
BalasHapus