Jumat, 01 November 2013

Laporan Arus Kas


BAB 2
PEMBAHASAN
A.    Laporan Arus Kas
1.        Definisi Laporan Arus Kas
Soemarso (2004:296) menyatakan bahwa kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya. Dari definisi tersebut, termasuk sebagai kas adalah rekening giro di bank dan uang kas yang ada di perusahaan.
Baridwan (1997:85) menyatakan bahwa kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi, sedangkan Munawir (2004:158) menyatakan bahwa kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu komponen modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa kas adalah uang tunai dan yang setara dengannya, yang dapat tersedia dengan segera dan dapat diterima sebagai alat pertukaran.
Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan akan berpengaruh terhadap kas yaitu timbulnya aliran kas baik aliran kas masuk maupun aliran kas keluar, secara langsung maupun tidak langsung. Aliran kas masuk maupun aliran kas keluar akan berlangsung terus menerus dalam perusahaan, sepanjang perusahaan tersebut masih beroperasi.
Dalam suatu perusahaan kas merupakan aktiva yang paling likuid maka kas merupakan aktiva yang paling rawan untuk diselewengkan. Oleh karena itu perlu diadakan pengawasan yang lebih terhadap kas dibandingkan terhadap aktiva lainnya. Salah satu bentuk pengawasan terhadap kas adalah dengan mengadakan pencatatan setiap terjadi transaksi yang berhubungan dengan kas baik kas masuk maupun kas keluar. Catatan tersebut kemudian disusun dalam bentuk laporan arus kas. Laporan arus kas disusun setiap akhir periode beserta laporan keuangan lainnya yaitu, neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan ekuitas.
Subramanyan (2002:507) menyatakan bahwa laporan arus kas adalah laporan  keuangan yang memperlihatkan dampak dari aktivitas-aktivitas operasi, pendanaan dan investasi perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu dalam satu cara yang merekonsiliasi saldo kas awal dan saldo akhir periode. Sedangkan Harianto (1998:196) menyatakan bahwa laporan arus kas menunjukan sumber penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode akuntansi.  Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas adalah bagian dari laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai sumber penerimaan kas dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode tertentu.
2.        Tujuan Laporan Arus Kas
 Kieso (2002:373) menyatakan bahwa tujuan utama penyusunan laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi tentang penerimaan kas dan pengeluaran kas entitas dalam suatu periode, serta menyediakan informasi tentang kegiatan operasi, investasi dan pendanaan entitas atas dasar kas. Oleh karena itu, Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas dan perubahan kas dari kegiatan investasi, operasi, dan pendanaan perusahaan selama satu periode dalam bentuk yang dapat merekonsiliasi saldo kas awal dan saldo kas akhir.
3.        Manfaat Laporan Arus Kas
Kieso (2002:373), informasi dalam laporan arus kas dapat membantu para investor, kreditor dan pihak lainnya unuk menilai hal-hal berikut:
(a)      Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas dimasa depan.
(b)     Kemampuan entitas untuk membayar dividen dan memenuhi kewajibannya.
(c)      Penyebab perbedaan laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi.
(d)     Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan nonkas.
Manfaat laporan arus kas tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
(a)      Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas dimasa depan.
Dengan memeriksa hubungan antara pos-pos seperti penjualan dan arus kas dari kegiatan operasi serta kenaikan atau penurunan kas, maka dimungkinkan untuk membuat prediksi terhadap arus kas di masa yang akan datang.
(b)     Kemampuan entitas untuk membayar dividen dan memenuhi kewajibannya.
Jika perusahaan tidak mempunyai kas yang cukup maka gaji karyawan tidak dapat dibayar, hutang tidak dapat dilunasi, dividen tidak dapat dibayar, dan peralatan tidak dapat dibeli. Laporan arus kas menunjukan bagaimana kas itu digunakan dan dari mana kas itu berasal. Karyawan, kreditur, pemegang saham dan pelanggan memiliki kepentingan terhadap laporan arus kas karena menunjukan arus kas yang terjadi dalam perusahaan.
(c)      Penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi.
Beberapa peneliti telah menyatakan kritik terhadap laba bersih atas dasar akrual karena harus membuat estimasi terlebih dahulu sehingga reabilitas laba bersih sering diragukan. Hal ini tidak akan terjadi terhadap kas. Dengan mengetahui penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi, para pembaca laporan keuangan dapat menilai reabilitas angka laba bersih.


(d)     Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan nonkas.
Dengan memeriksa kegiatan investasi perusahaan dan kegiatan pembiayaan, seorang membaca laporan keuangan dapat memahami dengan lebih baik mengapa aktiva dan kewajiban bertambah atau berkurang selama satu periode.
4.        Klasifikasi Arus Kas
Laporan arus kas melaporkan penerimaan dan pengeluaran tunai oleh perusahaan dalam satu periode. Laporan ini menjelaskan dari mana datangnya uang kas dan kemana dibelanjakan dalam periode tertentu. Selain kas, laporan ini juga memberikan penjelasan mengenai ekuivalen kas, yaitu investasi jangka pendek yang sangat likuid sehingga dapat dengan mudah dikonversi menjadi kas. Dyckman, dkk (2000:197) menyatakan bahwa klasifikasi dalam laporan arus kas terdiri dari arus kas dari kegiatan operasi, investasi, dan kegiatan pembiayaan. Klasifikasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
(a)      Arus Kas Dari Kegiatan Operasi
Bagian yang dilaporkan dalam klasifikasi ini adalah arus kas masuk dan arus kas keluar yang berkaitan dengan laba bersih, yang diidentifikasikan sebagai berikut :
1.      Arus kas masuk, yaitu kas yang diterima dari pelanggan, piutang bunga, dividen dari investasi, dana yang dikembalikan dari pemasok.
2.      Arus kas keluar, yaitu kas yang dikeluarkan untuk pembelian barang untuk dijual, kewajiban bunga, pajak penghasilan, gaji dan upah.
3.      Selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar disebut arus kas masuk (keluar) bersih dari kegiatan operasi.
Untuk menyajikan arus kas dari akivitas operasi dalam laporan arus kas terdapat dua metode yang sering digunakan yaitu metode langsung (direct method) dan metode tidak langsung (indirect method). Fraser (2004:139) menyatakan bahwa metode langsung mentraslasikan setiap item dari laporan laba rugi akrual basis menjadi pendapatan atau beban kas basis. Sedangkan metode tidak langsung mulai dari laba bersih dikoreksi dengan pos-pos yang ditangguhkan, item nonkas serta item non operasi.
(b)     Arus Kas Dari Kegiatan Investasi
Klasifikasi ini termasuk arus kas masuk dan arus kas keluar yang berkaitan dengan pelepasan dan perolehan fasilitas operasi (property, pabrik dan peralatan), penjualan atau pembelian investasi, dan kegiatan non operasi (investasi) lainnya. Arus kas keluar adalah investasi kas oleh entitas untuk memperoleh aktiva nonkas. Arus kas masuk menurut klasifikasi ini terjadi hanya ketika kas diterima dari penjualan atau pelepasan investasi lama. Berikut ini adalah jenis arus kas yang termasuk dalam kegiatan investasi :
1.      Arus kas masuk yaitu kas yang diterima dari pelepasan/penjualan properti, pabrik dan peralatan, pelepasan sekuritas investasi, penerimaan pinjaman.
2.      Arus kas keluar yaitu kas yang dibayarkan untuk perolehan/pembelian properti, pabrik dan peralatan, investasi jangka panjang dalam hutang dan sekuritas ekuitas, pinjaman kepada pihak lain, perolehan aktiva yang digunakan dalam produksi seperti paten dan aktiva tak berwujud lainnya.
3.      Selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar disebut arus kas masuk (keluar) bersih dari kegiatan investasi.
(c)      Arus Kas Aktivitas Pembiayaan
Klasifikasi ini termasuk arus kas masuk maupun arus kas keluar yang berkaitan dengan kegiatan pembiayaan (peminjaman atau penerbit saham). Arus kas keluar terjadi hanya ketika kas dibayarkan kepada pemilik atau kreditor untuk investasi mereka. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari ktivitas pendanaan :
1.      Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.
2.      Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan.
3.      Pelunasan pinjaman.
5.        Analisis Arus Kas
Analisis laporan arus kas merupakan salah satu alat analisis finansil yang sangat penting. Maksud utama dari analisis tersebut adalah untuk mengetahui informasi dari mana datangnya kas dan untuk apa kas digunakan. Analis memandang laporan arus kas sebagai penyedia informasi tentang apakah perusahaan telah menghasilkan kas yang mencukupi untuk membayar tagihan, mengganti aktiva, dan membayar dividen yang telah di umumkan.
Riyanto (2001:346) menyatakan prosedur analisi laporan arus kas, adalah :
1)        Menyusun laporan perubahan Neraca yang menggambarkan perubahan masing-masing neraca antara dua titik waktu yang akan dianalisis.
2)        Mengelompokkan perubahan-perubahan tersebut dalam golongan perubahan-perubahan yang memperbesar kas dan golongan-golongan yang memperkecil jumlah kas.
3)        Mengelompokkan elemen-elemen dalam laporan laba rugi atau laporan laba ditahan ke dalam golongan yang memperbesar kas dan golongan yang memperkecil jumlah kas.
4)        Mengadakan konsolidasi dari semua informasi tersebut ke dalam laporan sumber-sumber dan penggunaan dana.

Perubahan dari elemen-elemen neraca antara dua waktu yang efeknya memperbesar  kas antara lain :
1)        Berkurangnya aktiva lancar selain kas
2)        Berkurangnya aktiva tetap
3)        Bertambahnya modal
4)        Adanya keuntungan dari operasi perusahaan
Perubahan elemen-elemen neraca yang efeknya memperkecil kas menurut Riyanto (2001:348) adalah :
1)        Bertambahnya aktiva lancar selain kas
2)        Bertambahnya aktiva tetap
3)        Berkurangnya modal
4)        Pembayaran cash dividend
5)        Adanya kerugian dari operasi perusahaan
6)        Berkurangnya setiap jenis hutang

B.     Fluktuasi Harga Saham
Sebagai surat berharga yang ditransaksikan di pasar modal, harga saham selalu mengalami fluktuasi. Seperti komoditas pada umumnya, fluktuasi harga saham tersebut tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Apabila saham suatu perusahaan mengalami kelebihan permintaan, maka harga akan cenderung naik, sebaliknya jika terjadi kelebihan permintaan, maka harga akan cenderung turun.
Namun, harga saham berbeda dengan harga barang dagangan lainnya. Fluktuasi harga saham dapat tajam sekali sehingga investor yang paling professional pun bisa terheran-heran. Kenaikan atau kemerosotan harga saham dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian, fluktuasi harga saham adalah perubahan naik turunnya harga saham yang dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.

C.    Hubungan Laporan Arus Kas dengan Fluktuasi Harga Saham
Husnan (2004:152)  menyatakan bahwa untuk dapat melakukan penilaian terhadap saham dengan baik diperlukan data berupa audit laporan keuangan perusahaan, proyeksi keuangan perusahaan serta asumsi-asumsi mengenai prospek perkonomian. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)        Audit Laporan keuangan
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia wajib mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit sebagai salah satu ketentuan go public. Laporan keuangan perusahaan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, serta laporan arus kas. Dari laporan keuangan dapat diketahui past performance perusahaan.
Berbagai penelitian menunjukan bahwa laporan arus kas lebih relevan dibandingkan laporan keuangan lainnya. Diantaranya adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Genty, dkk (1985) dalam Tandelilin (2001:195) menyatakan bahwa informasi aliran kas merupakan informasi penting untuk menilai kinerja perusahaan dan untuk memprediksi kemungkinan kebangkrutan atau suksesnya perusahaan dimasa yang akan datang. Hal ini penting bagi investor, karena seorang investor tidak mungkin mau membeli saham dari perusahaan yang akan bangkrut.
2)        Proyeksi Keuangan Perusahaan
Tujuan laporan arus kas adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas di masa depan termasuk kemampuan membayar dividen. Dengan melihat kemampuan perusahaan untuk membayar dividen, maka investor akan tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut.
3)        Asumsi-asumsi mengenai Prospek Perusahaan
Asumsi ini berhubungan dengan sektor industri dimana perusahaan tersebut berada, serta prospek perusahaan itu sendiri agar diperoleh suatu pegangan dalam melakukan analisis.
Selanjutnya Husnan (2004:153) menyatakan  bahwa secara realistis, saham mempunyai nilai hanya untuk tiga kemungkinan yaitu :
(a)    Pemilikan saham berarti pemilikan perusahaan.
Pemilikan saham berarti pemilikan perusahaan dan secara otomatis mempunyai hak atas laba yang diperoleh berupa dividen. Pembayaran dividen ini tidak akan terlaksana jika perusahaan tidak memiliki uang kas yang cukup.
(b)   Jika perusahaan berkembang maka laba dan dividen juga akan meningkat.
Jika perusahaan berkembang atau tumbuh pesat, laba dan dividen juga akan meningkat. Suatu perusahaan tidak akan mampu berkembang jika tidak memiliki tingkat persediaan kas yang cukup untuk membiayai kegiatan operasionalnya, meskipun laba yang dilaporkan dalam jumlah yang besar.
(c)    Jika perusahaan pailit, pemilik saham biasa mempunyai hak yang sama.

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Suhairi (2006) yang mengangkat judul “Pengaruh kandungan informasi laporan arus kas dan size perusahaan terhadap expected return saham (survey pada industri textile dan automotif yang terdaftar di bursa efek indonesia)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga saham akan berbanding lurus dengan return saham, yaitu semakin tinggi harga saham maka return saham juga semakin tinggi.





















BAB 3
KESIMPULAN

Laporan arus kas berbeda dengan laporan laba rugi yang pada umumnya digunakan oleh para investor sebagai parameter kinerja perusahaan, bahkan beberapa kali peneliti telah menyatakan kritik terhadap laba bersih. Diantaranya adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Genty, dkk (1985) dalam Tandelilin (2001 : 195) menyatakan bahwa : “informasi aliran kas merupakan informasi penting untuk menilai kinerja perusahaan dan untuk memprediksi kemungkinan kebangkrutan atau suksesnya perusahaan dimasa yang akan datang”. Dengan demikian, semakin bagus kondisi keuangan perusahaan maka kemungkinan para investor juga akan semakin tertarik untuk memiliki saham perusahaan. Selanjutnya akan berlaku hukum permintaan dan penawaran., dimana semakin tinggi permintaan maka harga saham juga akan semakin tinggi.







1 komentar: