BAB
I
PENDAHULUAN
Teori akuntansi dibentuk dengan dasar pendekatan.
Faktanya, pendekatan yang ada lebih dari satu. Pendekatan-pendekatan dimaksud
dimunculkan karena perbedaan paradigma. Namun demikian, paradigma-paradigma
yang ada seharusnya tidak dipertimbangkan sebagai suatu yang absolut dan
kebenaran pengetahuan yang bersifat final dan seharusnya menjadi subjek
verifikasi dan pengujian yang konsisten sebagai upaya untuk mencari kemungkinan
anomali.
Jenis pendekatan yang lazim adalah pendekatan lama
(pendekatan nilai) yaitu mengemukakan bahwa kebutuhan pengguna dapat diketahui
secara pasti, sehingga dapat dibuat deduksi (kesimpulan yang diambil dari
kesimpulan yang umum ke hal yang khusus) suatu teori akuntansi, yang memberikan
input optimal bagi model keputusan tertentu. Sedangkan pendapatan yang lainnya
adalah pendekatan baru, yaitu :
1. Pendekatan
peristiwa (Events Approach).
2. Pendekatan
keperilakuan (Behavioral
Approach).
3. Pendekatan
pemrosesan informasi manusia,
4. Pendekatan
prediktif
5. Pendekatan
positif.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
dan Skope Akuntansi keperilakuan
Akuntansi adalah
suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan
data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat
digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk
pengambilan keputusan serta yujuan lainnya.
Perilaku adalah
sebuah gerakan yang diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan
mengendarai motor atau mobil (Polhaupessy). Sedangkan Skiner (1938) Perilaku
adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Akuntansi
keperilakuan (behavioral accounting)
adalah cabang akuntansi yang mempelajari hubungan antara perilaku manusia
dengan system akuntansi (Siegel, G. et al.1989). Akuntansi keperilakuan adalah
suatu studi tentang perilaku akuntan atau non-akuntan yang dipengaruhi oleh
fungsi-fungsi akuntansi dan pelaporan. Akuntansi keperilakuan menekankan pada
pertimbangan dan pengambilan keputusan akuntan dan auditor, pengaruh dari
fungsi akuntansi (misalnya partisipasi penganggaran dan karakter system
informasi) dan fungsi auditing terhadap perilaku misalnya, pertimbangan (judgment) dan pengambilan keputusan
auditor dan kualitas pertimbangan dan keputusan auditor, dan pengaruh dari
keluaran dari fungsi-fungsi akuntansi berupa laporan keuangan terhadap
pertimbangan pemakai dan pengambilan keputusan (Bamber, 1993).
Belkoui (1989)
menekankan akuntansi keperilakauan pada relevansi dari informasi akuntansi
terhadap pengambilan keputusan individu maupun kelompok yang disebabkan oleh
terjadinya komunikasi diantara mereka. Akuntansi berorientasi pada praktik,
aksi, dan perilaku (tindakan). Dalam hal ini, pengaruh dari praktik, aksi dan
perilaku tersebut secara langsung memberikan suatu pengaruh bagi akuntan karena
akuntansi adalah suatu proses keperilakuan, maka akuntansi keperilakuan
merupakan aplikasi dari ilmu keperilakuan (behavioral
science) pada akuntansi. Akuntansi keperilakuan sendiri berkonsentrasi pada
keperilakuan orang yang terkait dengan informasi akuntansi dan segala
permasalahannya. Permasalahan di dunia ini ternyata tidak ideal seperti yang
diperkirakan. Dunia serba rumit dengan perilaku manusia didalamnya.
Ruang
lingkup akuntansi keperilakuan, yaitu :
1. Mempelajari
pengaruh antara perilaku manusia terhadap konstruksi, bangunan, dan penggunaan
system informasi akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan dan organisasi,
yang berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat
pengendalian akuntansi dan desain organisasi ; apakah desain system
pengendalian akuntansi bisa diterapkan secara universal atau tidak.
2. Mempelajari
pengaruh system informasi akuntansi terhadap perilaku manusia, yang berarti
bagaimana sistam akuntansi mempengaruhi kinerja, motivasi, produktivitas,
pengambilan keputusan , kepuasan kerja, dan kerja sama.
3. Metode
untuk menjelaskan dan memeprediksi perilaku manusia dan strategi untuk
mengubahnya, yang berarti bagaimana system akuntansi dapat dipergunakan untuk
memepengaruhi perilaku, dan bagaimana mengatasi resistensi itu.
B.
Studi
Model Lensa
Model
adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari Sesutu yang akan dibuat atau dihasilkan
(Departemen P dan K, 1984, hal 75). Defenisi lain model adalah abstraksi dari
system sebenarnya, dalam gambaran yang lebih sederhana serta mempunyai tingkat
persentase yang bersifat yang menyeluruh, atau model adalah abstraksi dari
realitas dengan hanya memusatkan perhatian pada beberapa sifat dari kehidupan
sebenarnya (Simamarta, 1983, hal ix-xii).
Model
lensa dari Brunwisck memungkinkan adanya pengakuan secara eksplisit atau saling
ketergantungan antara variable-variabel lingkungan dan spesifik individu. Model
lensa terutama digunakan untuk menilai situasi-situasi pertimbangan manusia di
mana seseorang membuat pertimbangan berdasarkan atas seperangkat isyarat yang
eksplisit dari lingkungan. Model ini menekankan kesamaan antara lingkungan dan
respon dari subjek. Seperti yang dapat dilihat dalam Tampilan 1.1, sisi kanan
dari model menggambarkan hubungan antara respon subjek atau pertimbangan (Ys)
dan tingkatnya (Xi) dilihat dari segi korelasinya (ri).
Sisi kiri dari model menggambarkan hubungan antara kriteria aktual atau
peristiwa (Ye) dan tingkatan dari isyarat (Xi). analisis
ini akan bergantung pada suatu model
regresi ketika isyaratnya bersifat kontinu dan pada model analisis varians (ANOVA) ketika isyarat-isyaratnya berupa
nilai-nilai kategoris. Metode-metode yang lain meliputi pengukuran gabungan (conjoint), teknik skala multidimensional
dan analisis diskriminan.
Kebanyakan
penelitian akuntansi yang menggunakan model lensa telah domodivikasi oleh
adanya kebutuhan untuk membangun model-model matematis yang mencerminkan arti
penting secara relative dari isyarat informasi yang berbeda-beda, sering
dikenal sebagai “pencatatan kebijakan” (policy
capturing)”, dan oleh kebutuhan untuk mengukur keakuratan pertimbangan dan
konsistensinya, consensus, dan kemampuan untuk memprediksi. Berbagai jenis
masalah keputusan akuntansi telah dilihat dengan menggunakan model lensa ini.
Beberapa diantaranya adalah :
1. Studi-studi
pencatatan kebijakan, yang melihat arti penting secara relatif dari
isyarat-isyarat yang berbeda dalam proses pertimbangan dan konsesus diantara
para pengambil keputusan.
2. Keakuratan
dari pertimbangan yang dibuat dengan basis isyarat-isyarat akuntansi.
3. Dampak
dari karakteristik pekerjaan terhadap pencapaian dan pembelanjaan.
Penelitian
pencataan kebijakan berfokus pada isu-isu yang berkaitan dengan consensus
antarpembuat pertimbangan, arti penting secara relatif dari isyarat, bentuk
fungsional dari aturan-aturan, keputusan dan wawasan dari pembuat pertimbangan.
Masalah-masalah keputusan yang dilihat dalam penelitian pencatatan kebijakan termaksud pertimbangan materialitas,
evaluasi pengendalian internal, kewajaran peramalan, pengungkapan mengenai
ketidakpastian, pembuatan kebijakan dan klasifikasi pinjaman.
Keakuratan
pertimbangan merupakan sutu hal yang sangat penting bagi para akuntan.
Penelitian tidak hanya berfokus pada keakuratan pertimbangan namun juga pada
consensus konsistensi pertimbangan, dan kemungkinan untuk meramalkan.
Masalah-masalah pengambilan keputusan melihat keakuratan dari penelitian
pertimbangan termaksud prediksi kebangkuratan serta rekomandasi persediaan dan
peramalan harga.
Dampak
dari karakteristik pekerjaan dalam pencapaian dan pembelajaran dipelajari dalam
literature psikologi maupun akuntansi. Dalam psikologi, masalah yang dipelajari
meliputi kemampuan pekerjaan untuk diramalkan, bentuk fungsional dari hubungan
antara criteria isyarat, jumlah isyarat, distribusi validitas isyarat dan
inter-korelasinya, dan jenis maupun umpan balik. Dalam akuntansi,
masalah-masalah yang dipelajari termasuk dampak dari perubahan-perubahan
akauntansi, metode-metode umpan balik, format laporan dan penyajian isyarat.
C.
Format
dan Presentasi Laporan Keuangan
Laporan
keuangan adalah sekumpulan informasi keuangan perusahaan dalam suatu periode
tertentu yang disajikan dalam bentuk laporan sistematis yang mudah dibaca dan
dipahami oleh semua pihak yang memebutuhkan. Laporan keuangan merupakan tujuan
utamadari proses akuntansi. Penyusunan laporan keuangan ditentukan oleh jenis
perusahaan dan kebutuhan pengguna.
Dalam
praktik pembukuan perusahaan, laporan keuangan banyak dibuat setiap akhir
bulan, atau disebut laporan keuangan interim. Sekarang ini perusahaan sudah
menggunakan progam computer akunatansi, sehingga mudah dan cepat dalam
penyusunan laporan keuangan. Bahkan sekarang ini dapat dikatakan bahwa menyusun
laporan keuangan sudah semudah klik moues computer saja.
Unsur
Utama Laporan Keuangan, yaitu :
1. Laporan
laba Rugi (Income Statement)
2. Laporan
perubahan ekuitas (Capital statement)
untuk perusahaan perseorangan atau Lapotan Saldo Laba (Retained Earning Statement) untuk perseroan terbatas.
3. Neraca
(Balance Sheet)
4. Laporan
arus kas (Cash Flow Statement)
5. Catatan
atas laporan keuangan
D.
Studi
Penilaian Probabilistik
Model probabilistik merupakan salah satu jenis model menurut referansi
kepastian. Model probabilistik menyangkut distribusi probabilistik dari input
atau proses dan menghasilkan suatu deretan harga bagi paling tidak satu
variable output yang disertai dengan kemungkinan-kemungkinan dari harga-harga
tersebut.
Pendekatan penilaian probabilistik (pendekatan Bayesian) menitikberatkan
terutama pada perbandingan probabilistik penilaian intuitif dan model normative
menyatakan bahwa :
Probabilitas aposteriori
P(H1/D) = P(D/H1) X
P(H1) probabilitas apriori
P(H2/D) P(D/H2)
P(H2)
Rasio kemungkinan
Pertanyaan dasar yang diuji dalam
penelitian awal mengenai pertimbangan probabilistic adalah apakah
probabilitas-probabilitas direvisi menurut petunjuk yang diindikasikan oleh
Teorema Bayes. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa hal ini terjadi dengan
tingkatan yang lebih rendah daripada yang diusulkanoleh Teorema Bayes. Fenomena
ini diberi nama konservatisme. Ia
menggeser fokus penelitian menjadi kepada menemukan sumber-sumber dari bias
dalam pemrosesan informasi manusia yang telah diamati. Tversky dan Kahneman
melaporkan bahwa orang-orang bergantung pada sejumlah heuristis untuk
memperkecil pekerjaan-pekerjaan yang kompleks dalam menilai
probabilitas-probabilitas dan meramalkan nilai-nilai untuk menyederhanakan
operasi-operasi yang bersifat mempertimbangkan. Heuristis-heuristis ini
meliputi kerepresentatif, ketersediaan, serta penyesuaian adan penyandaran.
Kerepresentatifan mengacu pada
heuristis yang digunakan oleh orang-orang ketika mereka menilai profitabilitas
dari suatu peristiwa berdasarkan atas derajad kesamaannya. Ketersediaan mengacu
pada heuritis yang digunakan oleh orang-orang ketika mereka menilai
probabilitas dari sutu peristiwa berdasarkan atas seberapa mudah hal itu terlintas
di pikirannya. Penyesuaian dan penyandaran mengacu pada heuristis yang
digunakan oleh orang-orang ketika mereka membuat estimasi dengan diawali oleh
suatu nilai awal (penyandaran) dan kemudian menyesuaikan nilai tersebut untuk
memeberikan jawaban akhirnya.
Literatur-literatur awal tentang
pertimbangan probabilistik dalam akuntansi menghasilkan kesimpulan yang sama
sehubungan dengan penggunaan heuristis yang disederhanakan oleh para pengambil
keputusan dalam pemrosesan informasi yang mereka lakukan, dengan perbedaan
bahwa penggunaan seperti ini mungkin sensitive terhadap pekerjaan dan
variabel-variabel situasi. Penelitian yang lebih baru telah menguji pilihan
teknik-teknik yang dipergunakan untuk memperoleh probabilitas-probabilitas yang
subjektif dan telah meninggalkan perilaku pengambilan keputusan secara
normatif.
Penelitian tentang perolehan
probabilitas telah mencoba untuk menilai validitas konvergen dari berbagai
teknikperolehan yang berbeda dalam pengauditan sekaligus pula keakuratan mereka
dan dampaknya terhadap keputusan-keputusan audit. Tidak ada kesimpulan umum
yang dapat diambil dalam tahapan penelitian saat ini.
terima kasih sangat bermanfaat
BalasHapus