A. Tujuan
dari ilmu keperilakuan
Tujuan dari ilmu keperilakuan adalah untuk
memahami, menjelaskan, dan meramalkan perilaku manusia yaitu untuk menetapkan
generalisasi dari perilaku manusia yang didukung oleh bukti empiris yang
dikumpulkan dalam cara yang objektif oleh prosedur-prosedur yang sepenuhnya
terbuka untuk ditinjau, ditiru, dan dapat diverifikasi oleh ilmuan-ilmuan lain
yang berminat. Jadi, ilmu perilaku mencerminkan observasi sistematis dari
perilaku manusia dengan tujuan untuk secara eksperimental mengonfirmasikan
hipotesis-hipotesis yang spesifik dengan mengacu pada perubahan perilaku yang
dapat diamati.
B. Tujuan
mendasar dari akuntansi keperilakuan
Tujuan dari akuntansi keperilakuan adalah untuk menjelaskan
dan meramalkan perilaku manusia di semua konteks akuntansi yang mungkin terjadi.
Ikhsan (2005) menyatakan bahwa tujuan ilmu keperilakuan adalah
untuk memahami, menjelaskan, dan memprediksi perilaku manusia sampai pada
generalisasi yang ditetapkan mengenai perilaku manusia yang didukung oleh empiris
yang dikumpulkan secara impersonal melalui prosedur yang terbuka, baik untuk
peninjauan maupun replikasi dan dapat diverifikasi oleh ilmuwan lainnya yang
tertarik. Selanjutnya Ikhsan (2005) menjelaskan bahwa akuntansi keperilakuan menyediakan suatu
kerangka yang disusun berdasarkan teknik yang bertujuan
(1) untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan,
(2) untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap perencanaan strategis, dan
(3) untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan.
Bidang keperilakuan dalam akuntansi dapat dikatakan masih baru dibandingkan dengan akuntansi keuangan.
Topik keperilakuan ini mulai berkembang pada tahun 1950-an. Pada Juni 1951 Controllership Foundation of America mensponsori suatu riset untuk penyelidikan dampak anggaran (Ikhsan,2005). Hal itu diawali dari penelitian Argyris (1952), yang meneliti hub
(1) untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan,
(2) untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap perencanaan strategis, dan
(3) untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan.
Bidang keperilakuan dalam akuntansi dapat dikatakan masih baru dibandingkan dengan akuntansi keuangan.
Topik keperilakuan ini mulai berkembang pada tahun 1950-an. Pada Juni 1951 Controllership Foundation of America mensponsori suatu riset untuk penyelidikan dampak anggaran (Ikhsan,2005). Hal itu diawali dari penelitian Argyris (1952), yang meneliti hub
Tidak ada komentar:
Posting Komentar